Buku Buyung: Sulitnya berkomunikasi dengan Presiden SBY
Merdeka.com - Adnan Buyung Nasution membeberkan pengalamannya saat menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) melalui buku 'Nasihat untuk SBY'. Salah satunya adalah soal sulitnya anggota Wantimpres berkomunikasi dengan SBY.
Padahal, pasal 4 ayat 1-3 UU Dewan Pertimbangan Presiden No 19/2006 menyebutkan, anggota Wantimpres mempunyai kewajiban menasihati dan memberi pertimbangan kepada presiden baik diminta maupun tidak diminta.
"Dalam berurusan langsung dengan presiden muncul kendala dari jajaran di bawah presiden sendiri. Ada kepala biro rumah tangga, sekretaris presiden, staf khusus, Menseskab dan Mensesneg. Ketika kami meminta sekjen menjembatani komunikasi dengan presiden melalui jajaran di bawahnya itu, jalannya tidak lancar. Untuk mengetahui jadwal dan kegiatan presiden saja sulit," kata Buyung di halaman 72.
Buyung juga menceritakan soal Presiden SBY seringkali tidak memberikan respons yang jelas terhadap masukan dan nasihat yang diberikan anggota Wantimpres. Masukan atau nasihat itu bahkan tidak ditanggapi, tidak mendapat jawaban atau balasan.
Pada tahun 2009, tahun terakhir mereka menjabat, bahkan tidak ada pertemuan sama sekali antara Wantimpres dengan presiden.
"Anggota Wantimpres yang aktif harus berjuang sekuat tenaga agar nasihat dan pertimbangannya sampai kepada presiden. Sedangkan presiden jarang meminta nasihat kepada Wantimpres. Tidak seperti yang dianjurkan dalam undang-undang," kata Buyung.
Sulitnya komunikasi secara langsung dengan presiden membuat Buyung memutar otak. Salah satunya saat mencoba memberi nasihat kepada presiden yang kala itu hendak mengadukan wartawan ke Dewan Pers. Buyung berbicara melalui koran dengan maksud agar perkataannya itu dibaca oleh presiden.
"Presiden rupanya membaca dan menyetujui pendapat saya, maka rencana itu tidak dilaksanakan," kata Buyung.
Tak hanya itu, Buyung bahkan sempat 'bergerilya' di Istana agar bisa bertemu langsung dengan presiden. Saat itu Buyung berencana menyampaikan undangan dari panitia acara yang meminta presiden datang ke acara 'Peringatan 100 Tahun Sutan Sjahrir'.
Karena tidak berhasil meminta bantuan Sudi Silalahi dan Hatta Radjasa, Buyung kemudian meminta bantuan Sekpri Presiden, Ediwan Prabowo.
"... Kebetulan lewat Ediwan Prabowo, Sekpri Presiden. Saya lambaikan tangan kepada Ediwan yang langsung menghampiri. Saya berbisik 'Ediwan, Abang perlu, urgent, ketemu presiden, biarpun beberapa menit. Tolong sampaikan kepada beliau," kata Buyung.
Ediwan langsung berbisik kepada SBY dan segera kembali menghampiri Buyung. "Bang kata presiden kalau sudah selesai upacara ini abang jangan pulang dulu, tunggu dulu," kata Buyung menirukan perkataan Ediwan.
Buyung kemudian masuk ke dalam rombongan presiden yang kala itu akan mengantarkan tamu negara dari Korea pulang. Akhirnya, setelah tamu negara itu pulang, presiden yang saat itu berbalik badan melihat dirinya. Buyung pun langsung mengutarakan maksudnya kepada Presiden SBY.
"Belakangan saya mendapat kabar bahwa presiden tidak bisa datang dalam acara peringatan 100 tahun Sutan Sjahrir. Tapi yang penting buat saya dan teman-teman termasuk Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo undangan sudah disampaikan sehingga presiden tidak akan tersinggung atau merasa dilangkahi," kata Buyung.
Buyung menuturkan, karena minimnya kesempatan dan peluang untuk menyampaikan pendapat, saran, nasihat dan pertimbangan kepada presiden, banyak kebijakan negara yang sebetulnya dapat dilaksanakan secara lebih baik dan lebih bijaksana tidak tercapai.
Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, jika anggota Wantimpres saja sulit bertemu presiden, bagaimana dengan rakyat biasa?
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilu 2004 menjadi pemilihan bersejarah karena untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka.
Baca SelengkapnyaDari 7 Presiden yang memimpin Indonesia, BJ Habibie lah kepala negara RI tertua ketika dilantik yakni 61 tahun.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku tidak dibebani cita-cita atau harapan untuk menjadi presiden seperti sang ayah.
Baca SelengkapnyaKapan Pemilu Presiden? Pemilu presiden 2024 adalah pemilu kelima di Indonesia yang bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mendapat informasi bahwa ada rencana untuk merusak surat-surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan rakyat Indonesia agar tak salah pilih capres-cawapres di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin belum bisa memastikan apakah tamu yang menjanjikan akan bersilaturahmi benar datang atau tidak.
Baca Selengkapnya