Bukan Katolik, Andy Noya nangis dapat salib dada dari Uskup Agung
Merdeka.com - Andy F Noya, pemandu acara televisi Kick Andy, mengaku menangis saat menghadiri sebuah acara amal di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/5) malam. Penyebabnya adalah tindakan dari Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta yang tiba-tiba memberikan salib dada kepadanya.
"Semalam saya mendapat banyak pertanyaan apakah benar ketika di acara amal di semarang saya menangis? Ya betul. Waktu itu saya menangis karena Uskup Semarang, Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta tiba-tiba melepas salib dadanya lalu mengalungkannya ke saya," kata Andi lewat fan page Facebook 'Kick Andy Show', Rabu (20/5).
Menurut Andy, adegan yang berlangsung singkat itu sungguh di luar dugaannya. Salib dada (crux pectoralis atau pektoral) merupakan salah satu lambang jabatan yang biasa dipakai bapa suci, kardinal, uskup, dan kepala biara," kata Andy.
"Saya merasa tidak pantas mendapatkan penghargaan dan kehormatan yang begitu tinggi dari seorang uskup," imbuh dia. "Apalagi saya bukan pemeluk Katolik."
Saat momen itu, Andy mengaku tidak bisa menahan air matanya. "Saya semakin merasa tidak pantas setelah belakangan tahu bahwa salib dada tersebut adalah pemberian Bapa Suci Benedictus XVI ketika MGR Pujasumarta melakukan kunjungan Ad Lima Apostolirum ke Vatikan pada 2011," kata Andy.
"Sampai hari ini saya tidak percaya benda seberharga itu diberikan kepada saya," ujarnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menemui para pemulung, sosoknya pun menuai kebahagiaan sembari berpenampilan santai.
Baca SelengkapnyaYosep merupakan otak pembunuhan terhadap istri dan anak kandungnya tersebut.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaBocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaBayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.
Baca SelengkapnyaKeilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Baca SelengkapnyaSaat mengabadikan momen keindahannya di bawah dasar laut, ia hampir menjadi santapan seekor buaya.
Baca SelengkapnyaNasjah bukanlah keturunan seniman, bahkan tidak ada keluarganya satupun yang miliki bakat di bidang seni.
Baca Selengkapnya