Briptu Sudirman tewas ditusuk di Papua
Merdeka.com - Polisi di Papua lagi-lagi menjadi target pembunuhan orang tak dikenal. Seorang Bintara Pengendalian Massa (Dalmas), Briptu Sudirman Atang Sabil, ditusuk hingga tewas.
"Anggota Bintara Dalmas diduga dianiaya, dia diketemukan masyarakat dalam keadaan lemah. Dilarikan ke RS Dian Harapan lalu diketahui meninggal dunia" ujar Karo Penmas, Kombes Pol Boy Rafli kepada media di kantornya, Jakarta, Rabu (18/7).
Polisi juga menjelaskan korban yang tidak membawa senjata ini awalnya berangkat dari Keerom menuju Jayapura.
"Anggota tersebut berangkat dari Keerom menuju Jayapura kemudian jam 20.30 ditemukan masyarakat dalam keadaan lemah di gedung Pramuka Waena. Ada pendarahan akibat senjata tajam" jelasnya lagi.
Saat ini kasus ditangani Polres Keerom dibantu dengan Polda Papua. Penyelidikan dan visum juga masih dilakukan polisi.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi itu kini diperiksa Propam Polda Sulawesi Tenggara.
Baca SelengkapnyaPolda Papua siap mengamankan prosesi kedatangan jenazah Lukas Enembe hingga pemakaman.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Teror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaPara polisi di Polsek Tanjung Pura, Sumut ini justru memberikan sikap hormat pada pria bersepeda itu yang ternyata bukanlah orang sembarangan.
Baca SelengkapnyaDalam perjalanan pengantaran surat suara pemilu itu, para anggota kepolisian Puncak Jaya Papua tiba-tiba mendapati momen tak terduga.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu sempat mengakibatkan Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Baca SelengkapnyaKapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan akan menyelidiki dugaan kecurangan pada seleksi penerimaan aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Jayapura.
Baca SelengkapnyaCerita Budiman Sudjatmiko ketika ditangkap dan dipenjara saat Orde Baru.
Baca Selengkapnya