Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut jaringan teroris Solo sudah menghabiskan dana miliran rupiah. Dana itu digunakan untuk mengikuti pelatihan di Poso, Sulawesi Tengah.

Dari jaringan ini, polisi berhasil melakukan penangkapan terhadap beberapa anggotanya yang sudah menyebar. Bulan Juni lalu, aparat menangkap 2 orang anggota kelompok itu.

"Mereka mengaku ada 9 angkatan yang sudah berlatih (di Poso). Di Sulawesi ada 5 angkatan, pelatihnya itu Santoso. Nah dari situ, Santoso sudah ditetapkan sebagai DPO," kata Ketua BNPT Ansyaad Mbai di Kantor BNPT Jalan Imam Bonjol No 53 Menteng, Jakarta, Kamis (6/9).

Dari penangkapan itu, BNPT mengindikasikan penangkapan kelompok di Solo memang terkait terhadap jaringan yang berlatih di Poso. "Penangkapan di Solo sendiri berangkat dari indikasi kuat tangkapan dari Poso," ungkapnya.

Seperti diberitakan, Densus 88 menggerebek dua terduga teroris, Muchsin dan Farhan di Solo. Keduanya tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Di saat bersamaan, Bayu ditangkap Densus 88 di rumah mertuanya di Karang Anyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8). Bayu diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror di Solo.