BNPT: Indonesia butuh payung hukum tangkal ideologi radikal
Merdeka.com - Maraknya paham radikal di Indonesia terutama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), mengharuskan Indonesia memiliki payung hukum. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menilai, kasus 16 WNI yang ditangkap di Turki saat hendak menyeberang ke Suriah, seolah membuktikan bahwa payung hukum terkait paham radikal di Indonesia masih lemah.
"Yang jelas di Indonesia ini harus ada hukum yang pasti terhadap mereka yang berideologi seperti itu," kata Direktur Pembinaan kemampuan BNPT Rudy Sufahriadi di sela acara Deklarasi Penolakan ISIS di Gedung Bhayangkara, Bandung, Kamis (9/4).
Keberadaan aturan hukum ihwal kelompok garis keras punya arti penting. Sebab saat ini jika ada seseorang yang diindikasikan bergabung dalam satu kelompok yang bertentangan dengan ajaran Islam, kerap berujung ketidakjelasan. Pemerintah seolah bingung menindaklanjutinya.
Jika tidak ada aturan hukum, maka akan sangat sulit membendung pergerakan ISIS. Para penegak hukum juga tidak bisa bertindak tegas kepada para anggota ISIS.
"Mereka di sana sudah bunuhin orang dan bisa bikin bom, begitu pulang ke sini eh kita cuma bisa bilang jangan nakal. Cuma bisa gitu saja, padahal kita sudah setengah mati," ucapnya.
Dia berharap pemerintah dan DPR selaku pemangku kebijakan bisa mempertimbangkan payung hukum ini. Sebab BNPT sendiri saat ini hanya sebatas menyampaikan usulan saja.
"Semoga dengan begini, pemerintah bisa merealisasikan. Kita sedang menuju ke arah sana," jelasnya.
Saat disinggung jumlah orang Indonesia yang tergabung dalam ISIS, dia mengaku tidak bisa menyebutkan angka pasti. Lagi-lagi, karena payung hukum yang lemah itu sendiri membuat pergerakan mereka susah teridentifikasi.
"Engga ada angka yang pasti, ada yang bilang 200 orang, ada yang bilang 500 orang tapi itu cuma bisa perkiraan saja," jelasnya.
Di lokasi sama, Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) Hasyim Muzadi menyatakan hal serupa, ihwal lemahnya payung hukum tentang kelompok garis keras di Indonesia. Padahal untuk memberantas pergerakan ISIS harus ada penanganan hulu sampai hilir.
"Payung hukum dibutuhkan untuk menangkal terorisme itu. Kasihan kalau nunggu bom dulu baru bertindak kan?" terang Hasyim.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaNasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta
Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaIni Bukti Bumi Indonesia Berisi 'Harta Karun', Bukit Dikeruk Isinya Batubara Semua
Berikut bukti bahwa Nusantara berisikan 'harta karun' menakjubkan.
Baca SelengkapnyaPBNU Tetapkan 1 Ramadan 1445 H Jatuh Pada 12 Maret 2024
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaSosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca Selengkapnya