BNPB Ungkap Sulitnya Memadamkan Kebakaran di Lahan Gambut
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui selama ini kesulitan memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah. Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, hal ini dikarenakan ketebalan gambut bisa mencapai puluhan meter.
"Gambut itu isinya fosil ya. Pohon-pohon kemudian daun-daun yang usianya mungkin sudah 200 dan ribuan tahun. Nah itu yang terbakar," kata Doni di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (8/10).
Kata Doni, bila yang terbakar hanya permukaan, maka mungkin saja kejadiannya tidak separah ini. Karena jika di bawah permukaan hutan hanya tanah, api akan cepat pada karena ketiadaan zat pembakaran, yakni oksigen. Sedangkan gambut, meskipun ketebalannya mencapai puluhan meter tapi di dalamnya menyimpan oksigen.
"Ditambah lagi dia (gambut) memiliki kayu yang usianya ribuan tahun sudah lapuk," ungkap Doni.
Doni mengungkapkan, pada dasarnya lahan gambut ialah lahan yang basah karena cukup banyak menyimpan air. Namun di saat kemarau, air mengalami penguapan hingga membuat gambut tersebut terdegradasi dan mengering.
Karena keringnya lahan gambut ini, maka api mudah merembet ke penjuru arah. Di tambah juga ketiadaan hujan di wilayah terdampak karhutla.
Ketiadaan hujan tersebut, kata Doni, pada dasarnya bisa diakali dengan rekayasa hujan buatan. Namun hujan buatan bisa dilakukan manakala komposisi awan di atas lahan terbakar mencapai 70 persen. Sedangkan di beberapa area yang terdampak karhutla, komposisi awannya tidak mencapai persentase itu.
"Nah kalau awannya tidak sampai 70 persen mau disiram berapa ton pun enggak akan bisa. Kita tidak bisa membuat hujan buatan, mulai kering," tutur Doni.
Pemadam dengan air atau hujan buatan, lanjut Doni, hanya memadamkan permukaannya saja. Sedangkan di bawahnya sama sekali tidak tersentuh oleh air.
Karena tidak terjamah air, maka bara di bawah lahan gambut tersebut masih menyala. Oleh karenanya meskipun permukaannya sudah dipadamkan, tapi beberapa waktu akan tebakan kembali karena bara api di bawahnya belum mati.
"Jadi tanpa dibakar pun karena gambut ini belum mendapatkan air yang cukup, maka dengan mudah akan kebakar lagi. Nah ketika kebakar kalau tidak ada asap tidak masalah, persoalannya ketika terbakar asapnya pekat ya. karena yang terbakar itu gambut yang isinya fosil tadi," tutup Doni.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala BNPB Sebut Indonesia sedang Hadapi Anomali Bencana Alam
BNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaKorban Banjir Bandang Grobogan dan Demak Dapat Bantuan dari BUMN Semen, Ini Detail Isinya
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir bandang itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul
Baca Selengkapnya4 Kecamatan di Melawi Kalbar Direndam Banjir Selama Sepekan, Intensitas Hujan Masih Tinggi
BNPB menyatakan banjir masih merendam empat kecamatan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar), selama sepekan terakhir terhitung sejak Minggu (3/3).
Baca SelengkapnyaTanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu
Saat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca SelengkapnyaGempa M5,9 di Lebak Rusak Enam Rumah, BPBD Banten: Tidak Ada Korban
Gempa magnitudo 5,9 di kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak,Banten, Rabu (3/1) pagi menyebabkan enam rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaSempat Kekeringan, Warga di Beberapa Wilayah Banten Mendapat Bantuan Air Bersih
Terhitung sebanyak 105 tangki dengan total 600.000 liter sudah didistribusikan ke beberapa kecamatan/kota yang berada di Provinsi Banten.
Baca SelengkapnyaBulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca Selengkapnya