Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) Syamsul Ma'arif menyatakan, saat ini dunia usaha tidak tertarik terhadap kegiatan pencegahan bencana. Mereka lebih bangga menyalurkan dana bantuannya setelah bencana terjadi.

Sebab, mereka bisa pamer dan beriklan bebas di media tanpa harus membayar dengan budget yang besar.

"Dunia usaha belum banyak yang mau terlibat kegiatan pengurangan resiko bencana. Persentasenya tidak sampai 0,5 persen kalau saya hitung. Saya tidak usah sebutkan siapa. Alasannya iklan bisa masuk TV," ungkap Syamsul di sela-sela acara Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) ke-5 di Gedung Jogja Expo Center, Yogyakarta (24/10). Acara ini berlangsung sejak 22 hingga 25 Oktober 2012.

Menurutnya, dunia usaha sebenarnya merupakan bagian stake holder. Karenanya, harus terlibat aktif dalam upaya pencegahan bencana.

"Banyak kan usaha-usaha di Indonesia yang merusak lingkungan. Mestinya mereka bertanggungjawab akibat kerusakan lingkungan itu," jelasnya.

Pihaknya mengaku sudah mengajak sejumlah perusahaan untuk terlibat dalam acara tersebut. Namun, mereka enggan diajak kerja sama.

"Mereka tidak merespon. Kalau misalnya negara tok sudah memang sudah cukup. Tapi kalau ditambah lagi maka badan usaha ikut berperan lebih baik lagi," ungkap Syamsul.

Dia mengatakan, setiap perusahaan memiliki dana sosial (CSR). "Nah kira-kira CSR nya bagaimana bentuknya sekarang. Misal ada pengusaha tambang di wilayah dekat pantai rawan tsunami. CSR bisa buat desa binaan situ bisa makan kasih perhari. Bagaimana kalau makanan habis bikin pelatihan. Masak setahun dua kali latihan tidak bisa?" jelasnya.