BNN: Kurir narkoba asal Indonesia dibayar murah
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan, upah untuk kurir narkoba bagi warga negara Indonesia paling murah dibanding warga negara lain. Dalam sekali antar, kurir Indonesia hanya mendapat Rp 7 juta.
"Memang warga negara Indonesia dari tahun 2007-2008, rata-rata diberikan upah Rp 7 juta. Sementara warga negara asing seperti Malaysia, India dan Thailand upahnya sekitar Rp 30 juta sekali antar narkotika," kata Kabid Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto saat di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta, Kamis (15/8).
Menurut Sumirat, pembayaran upah itu dilakukan setengah-setengah atau dicicil per perjalanan. Misalnya sebelum diantar diberikan setengah harga, sisanya setelah narkotika sampai tujuan. "Atau kalau harus transit ke tempat tertentu, dibayar di setiap transit dan baru dilunasi saat sampai tujuan," katanya.
Sumirat sendiri tidak mengetahui kenapa bayaran kurir tiap warga negara bisa berbeda. Namun selama ini, warga Indonesia selalu mau menerima upah sebesar itu.
"Yah mungkin kalau untuk orang Indonesia Rp 7 juta sudah untung. Jadi mau saja dibayar segitu," ujarnya.
Dia menambahkan, bagi pengedar narkoba Indonesia merupakan pasar besar dan harga bagus dengan jumlah pecandu narkotika di Indonesia sekitar 4 juta jiwa. "Yang pasti selama ada kebutuhan, para jaringan narkoba ini akan sekuat tenaga dengan segala cara membawa barangnya ke Indonesia," ujarnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaPelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaUntuk 1 kilogram sabu yang diedarkan imbalannya Rp20-30 juta
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaPotret kuliner jadul legendaris mi kangkung yang kini sulit ditemukan.
Baca SelengkapnyaJamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaIndonesia sebenarnya memiliki sangat banyak sumber karbohidrat yang tidak kalah dari nasi. Ketahui sejumlah alternatif pangan yang bisa menjadi pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaZulkifli menilai, sangat wajar apabila masyarakat diminta untuk membayar pajak dari barang yang dibeli dari luar negeri.
Baca Selengkapnya