BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas yang Landa Medan
Merdeka.com - Kota Medan dalam beberapa hari terakhir dilanda cuaca panas. Berdasarkan catatan dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, suhu tertinggi mencapai 36 derajat celsius, pada Senin (11/10).
Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Christin A Matondang, menjelaskan penyebab suhu panas diakibatkan adanya pola gangguan cuaca di kawasan Laut Cina Selatan.
"Gangguan itu seperti siklon tropis. Ini menyebabkan, massa udara tertarik ke daerah situ. Jadi keberadaan siklon ini membuat massa udara yang harusnya basah menjadi lebih kering. Karena ada aktivtas di Laut Cina Selatan tadi. Jadi sebenarnya ini dampak tidak langsungnya," jelasnya, Kamis (14/10).
Lanjut Christin, fenomena cuaca panas yang melanda Kota Medan tersebut akan berlangsung selama sepekan ke depan. Kendati demikian, potensi terjadinya hujan akan tetap ada.
"Aktivitas siklonnya sudah mulai melemah. Jadi kalau untuk di pertengahan dan akhir Oktober ini peluang hujan akan semakin tinggi lagi," ujarnya.
BMKG pun mengimbau agar masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah terutama saat cuaca ekstrem.
"Masyarakat diimbau untuk mengonsumsi air untuk mencegah dehidrasi. Kemudian, masyarakat diimbau waspada dengan potensi kebakaran hutan dan lahan. Jangan sampai melakukan aktivitas pembakaran lahan," pungkas Christin.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaLaman resmi BMKG menunjukkan wilayah Jakarta yang akan mengalami hujan
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaPeringatan dini mengenai cuaca itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaFenomena potensi bencana periode Natal dan Tahun Baru 2024 patut diwaspadai warga.
Baca SelengkapnyaKondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca Selengkapnya