BMKG: Sistem Peringatan Dini Generasi Baru Tingkatkan Mitigasi Bencana
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan dengan terpasangnya sistem peringatan dini atau Warning Reciever System (WRS) generasi baru diharapkan meningkatkan kemampuan mitigasi bencana di Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Musripan.
"Dengan adanya informasi yang sangat cepat, masyarakat bisa segera menyelamatkan diri, atau evakuasi mandiri untuk wilayah yang berpotensi tsunami," kata Musripan. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (26/6).
Musripan menjelaskan, untuk wilayah kerja Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, terdapat delapan WRS generasi baru. Lokasi pemasangan di wilayah Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Bondowoso.
Menurut Musripan, dengan terpasangnya sistem baru di delapan wilayah tersebut, untuk saat ini dinyatakan sudah mencukupi. Diharapkan informasi kebencanaan disampaikan secara cepat, maka peluang bagi warga terdampak untuk menyelamatkan diri juga semakin besar.
"Semakin cepat (informasi tersebut disampaikan), kemungkinan besar semakin aman," kata Musripan.
Musripan menambahkan, untuk wilayah-wilayah yang tidak berpotensi tsunami pada saat terjadi gempa bumi, maka kecepatan informasi kebencanaan itu akan memudahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan evakuasi warga terdampak.
"Untuk yang tidak berpotensi tsunami, maka otoritas seperti BPBD, bisa cepat bertindak ke lokasi karena dengan cepat diketahui. Masyarakat bisa lebih aman dari kejadian gempa bumi," kata Musripan.
Di Indonesia, secara keseluruhan ada 315 WRS generasi terbaru yang terpasang di berbagai wilayah yang memiliki potensi bencana. WRS generasi baru tersebut, merupakan terobosan penyebarluasan informasi gempa bumi, secara real time.
Dengan terpasangnya WRS generasi baru tersebut, diharapkan mampu meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa bumi, dan peringatan dini tsunami dari BMKG Pusat ke kantor unit pelaksana teknis, pemerintah daerah, dan lembaga lain yang terkait penanganan bencana.
Berdasarkan data BMKG, pada periode 2018-2019, rata-rata terjadi gempa bumi sebanyak 5.818 kali. Gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 Skala Richter (SR), sebanyak 374 kali, dan setiap dua tahun sekali terjadi gempa yang berpotensi tsunami.
Wilayah Indonesia merupakan salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di dunia, mengingat terletak pada jalur gempa aktif yang dipengaruhi aktivitas tumbukan tiga lempeng tektonik utama dunia, yakni lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBMKG Ungkap Pemicu Munculnya Puting Beliung di Rancaekek Bandung
Penyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BMKG Sebut 25 Wilayah Berpotensi Diterjang Angin Puting Beliung, Ini Daftarnya
Guswanto mengatakan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah. Namun, masyarakat bisa melindungi diri saat terjadi puting beliung.
Baca SelengkapnyaAnalisis BMKG Penyebab Gempa Magnitudo 4,8 di Sumedang
BMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaKronologi Ibu dan Anak Meninggal Dunia Tertimpa Truk Tambang di Parung Panjang
Ibu dan anak itu meninggal dunia usai tertimpa truk atau angkutan khusus tambang yang melintasi desa tersebut.
Baca SelengkapnyaKepala BMKG Sebut Data Kelautan yang Akurat dan Andal Penting untuk Hadapi Perubahan Iklim
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menilai saat ini kondisi bumi mengkhawatirkan dan tidak mudah diprediksi.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir Landa Jakarta hingga Papua Selama Sepekan ke Depan
BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaBMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Tuban
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9.
Baca Selengkapnya