Biaya ujian mahal, calon dokter di Makassar demo
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Profesi Kedokteran (AMPK) Makassar menggelar unjuk rasa memprotes kebijakan pemerintah terkait dengan Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Kantor DPRD Sulawesi Selatan Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Selasa (19/03) siang. Mereka menilai UU tersebut sangat pragmatis dan merugikan.
Dalam aksinya, mahasiswa menuntut menghentikan komersialisasi pendidikan kedokteran karena menjadikan dokter pragmatis dan apatis. "Kita ingin menyelamatkan nyawa bukan berbisnis," teriak Asrikar, salah seorang Mahasiswa Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Dalam praktiknya, mahasiswa kedokteran dituntut untuk ikut Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) dan harus membayar Rp 600 ribu setiap ujian dan tahun ini naik hingga 3 juta. "Kami diharuskan ikut ujian nasional, ini tidak adil dan tidak rasional menilai kompetensi seorang dokter melalui 200 soal tertulis dan ketika tidak lulus harus ikut ujian lagi, padahal kami juga sudah bergelar dokter," ujar Syarul Iksan, mahasiswa kedokteran UMI Makassar yang mengeluhkan sudah 5 kali ikut UKDI, namun tidak lulus.
Mahasiswa menilai Ujian Kompetensi Kedokteran berbau bisnis. 200 Orang yang ikut ujian tapi nyatanya yang lulus hanya 30 orang. Dalam setahun 4 kali pelaksanaan UKDI di Indonesia dengan peserta 2 ribu orang. Dana Rp 20 miliar yang digunakan UKDI dan tidak transparan.
Menurutnya, ada persoalan dalam Undang-Undang ini, kerena Konsil Kedokteran Indonesia yang ditunjuk melakukan UKDI memiliki wewenang tentang registrasi profesi dokter. Jika tidak lulus UKDI, seorang dokter tidak bisa diberikan izin praktik. Ini melahirkan dokter-dokter yang berpikir materi saja.
"Kami ingin memperjuangkan Indonesia sehat, banyak rumah sakit yang menolak pasien. Karena banyak dokter hanya berpikir bisnis, karena diciptakan oleh Undang-Undang praktik kedokteran tersebut," ujar kordinator lapangan Asrikar.
Dalam aksinya, mahasiswa kemudian ditemui anggota Komisi E dan D. Mahasiswa mendesak dibuat Pansus tentang Pendidikan Kedokteran sehingga tercipta akuntabilitas dan transparan.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaLima Tahun Buka Praktik, Dokter Gadungan di Bekasi Dibekuk Polisi
Twedi mengatakan, dokter gadungan itu menggunakan Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) palsu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaIni Profil Dokter MY yang Dilaporkan Cabuli Istri Pasien, Kerap Jadi Pembicara Seminar Kesehatan
Dokter MY memberi obat bius kepada suami korban. Selanjutnya, ia juga menyuntikkan bius kepada korban.
Baca SelengkapnyaCerita Dokter Pasiennya Usia 25 Tahun Mendadak Masuk IGD lalu Divonis Gagal Ginjal, Ternyata Sering Minum Pil Diet
Setelah menjalani pemeriksaan, hasilnya mampu membuat dokter sedih hingga gregetan.
Baca SelengkapnyaKeanehan Praktik Dokter Gadungan di Bekasi, Pasien Selalu Didiagnosis Tifus
Dokter gadungan bernama Ingwy Tirto Banyu alias Sunaryanto (39) sudah cukup banyak menangani pasien sejak buka praktik lima tahun silam .
Baca SelengkapnyaIDI Segera Panggil Dokter Cabuli Istri Pasien yang Sedang Hamil
Laporan dugaan pencabulan yang dilakukan dokter spesialis ortopedi inisial MY terhadap istri pasien yang sedang hamil TA (22), mendapat kecaman banyak pihak.
Baca Selengkapnya