Biasakan jujur, sekolah ini wajibkan siswa menutup wajah saat ujian
Merdeka.com - Banyak cara unik yang dilakukan pihak sekolah untuk menekan tingkat kecurangan siswa saat mengikuti ujian. Salah satunya seperti yang dilakukan MTs Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus, Jawa Tengah.
Pihak sekolah mewajibkan setiap siswanya menutup wajahnya dengan menggunakan kertas. Kertas putih polos tersebut dijepit di kopiah siswa pria.
Cara unik tersebut diunggah dalam Facebook fan page MTs TBS SAINS Community - MTSC yang berisi empat foto. Dalam foto yang diunggah Sabtu (8/8), seluruh kelas diisi oleh siswa pria.
"Ulangan harian IPA bab 1. Membiasakan siswa jujur dan tidak bergantung pada orang lain," tulis MTs TBS SAINS Community - MTSC seperti dikutip merdeka.com, Senin (10/8).
Sementara itu, di salah satu foto tampak tertulis kalimat yang memotivasi siswa untuk berlaku jujur. Kalimat tersebut ditulis di white board.
"Jujur, disiplin dan ikhlas adalah kunci kesuksesan."
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menerapkan indeks integritas Ujian Nasional. Indeks ini bertujuan untuk mengetahui prosentase tingkat kejujuran siswa dalam mengerjakan soal.
(mdk/amn)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaKejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah seorang ojol perempuan yang tiba-tiba rindu kuliah saat ngetem di kampusnya mendapat banyak sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaJelang pengumuman hasil Pemilu 2024 oleh KPU, pembelajaran jarak jauh diterapkan di sebagian sekolah di Jakarta
Baca SelengkapnyaPara pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca SelengkapnyaDalam videonya, ia mendapat laporan bahwa anaknya ketahuan tertidur saat jam pelajaran di kelas.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSetiap hari anak-anak di kampung ini harus bertaruh nyawa untuk menuju sekolah menggunakan rakit, lantaran tak ada akses jembatan.
Baca Selengkapnya