BI siapkan kurikulum ekonomi syariah untuk para santri
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) bersama dengan Kementerian Agama, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pendidikan dan Budaya memberikan sejumlah layanan pendidikan di pesantren melalui program dan satuan pendidikan. Hal ini dilakukan untuk memberikan penguatan dan keselarasan antara pendidikan agama dengan pendidikan nasional.
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan dengan adanya penguatan dan keselarasan tersebut, diharapkan para lulusan pesantren memiliki efek sosial yang setara dengan lulusan pendidikan lainnya. Dalam hal ini, layanan pendidikan yang diberikan adalah pendidikan non agama, termasuk ekonomi syariah.
"Kami fokus pada komitmen untuk bersinergi dalam bekerja sama mengembangkan pesantren dan ekonomi syariah oleh kementerian terkait dengan pengasuh pesantren. Dengan cara membangun kurikulum di pesantren bukan hanya dari agama, juga kurikulum pendidikan lainnya," ujar Agus di gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (30/3).
Program pendidikan tersebut, yaitu dengan adanya Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) pada Pesantren Salafiyah Ula dan Wustha. Kajian kitab tetap dilaksanakan dengan penambahan sejumlah mata-mata pelajaran yang diikutsertakan dalam Ujian Nasional.
Bukan hanya itu, BI dan kementerian terkait juga memperkuat kewirausahaan, pemagangan santri, pengembangan lifeskill, yang dioperasikan untuk kemandirian pesantren. Untuk menunjang kurikulum tersebut, BI akan memberikan anggaran pada setiap program pendidikan Islam.
Namun Agus maupun menteri terkait belum bisa memastikan kapan kurikulum ini akan dijalankan. "Secepatnya program ini akan dijalankan di pesantren. Saat ini kami masih mengadakan koordinasi dengan pesantren-pesantren terkait untuk pengadaan kurikulum ini," lanjut Agus.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaOJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Terbitkan Aturan Baru, Diklaim Mampu Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional
Tujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca SelengkapnyaKuota KIP Kuliah Merdeka 2024 Capai 985.577 Mahasiswa, Total Anggaran Rp13,9 Triliun
Besarannya ditetapkan berdasarkan perhitungan indeks harga lokal masing-masing wilayah perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Tak Mampu, BUMN Jasindo Lakukan Kebijakan Ini
Kendala pelunasan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) menjadi penghalang yang menghentikan langkah masyarakat miskin dalam meraih peluang.
Baca SelengkapnyaBiaya UKT Mahal, Ganjar: Hentikan Liberalisasi Pendidikan
Dua pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua dan negara.
Baca SelengkapnyaKisah Pasutri Bikin Sekolah Berkualitas Gratis di Tulungagung, Awalnya Lesehan di Teras Rumah yang Dindingnya Lapuk
Pasutri ini selalu mengingat pesan orang tuanya untuk tidak mengukur pekerjaan dengan uang yang didapat.
Baca SelengkapnyaTujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya
Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengedepankan penerimaan dan partisipasi aktif semua siswa.
Baca Selengkapnya