Berdalih mencontoh Nabi jadi tameng pria buat poligami
Merdeka.com - Pro kontra praktik poligami di dalam negeri masih terus bergulir. Ada yang berdalih karena ingin menjadi tauladan Nabi yang dahulu pun mempunyai istri lebih dari satu.
Dalih itulah yang kerap dijadikan tameng bagi para pria pelaku poligami. Sayangnya, terlepas dari itu semua, perempuanlah yang menjadi korban utamanya.
Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Dian Kartika Sari menegaskan, tak ada satu pun pria yang berpoligami mampu berlaku adil terhadap para istrinya. Terkadang, budaya menjadi salah satu faktor penyebab poligami itu ada, apalagi yang menimpa anak di bawah umur.
Berikut wawancara merdeka.com dengan Dian melalui sambungan telepon.
Bagaimana anda sebagai aktivis perempuan memandang poligami?
Kalau dari sisi Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) poligami salah satu bentuk ketidakadilan. karena bukan saja enggan adil bagi perempuan tapi bagi anak juga. Karena nanti kalau anak itu sudah besar, dia akan bingung dia anak keberapa dari istri keberapa. Itu kan juga akan mengganggu si anak saat bersosialisasi dengan teman-temannya.
Kedua, pada prinsipnya permasalahan timbul dengan basis agama. Orang seringkali multitafsir dari yang sudah ditentukan agama hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Padahal, banyak pakar islam itu mengatakan islam prinsipnya pernikahan monogami. Tapi sekarang, sebagian orang menggunakan Nabi sebagai contoh poligami. Padahal Nabi juga menikahi lebih dari 1 perempuan yang usianya lebih dari 50 tahun.
Jadi menurut anda memang tidak akan ada suami berpoligami yang bisa berlaku adil?
Enggak. Enggak ada yang bisa adil bagi cinta dan penghasilan. Hampir sebagian besar kejadiannya (poligami) seorang suami enggak bisa adil.
Pandangan anda terhadap fenomena pria yang menikahi anak dibawah umur untuk dipoligami? Ada motif ekonomi?
Memang seringkali perempuan yang tidak bisa menolak untuk dipoligami karena ketergantungan ekonomi. Kalau praktiknya di desa, ada 2 faktor yang sering kali berpengaruh kuat dengan perkawinan anak-anak, yaitu yang pertama karena keluarga itu miskin. Tapi, bukan karena semata-mata orang tuanya menikahkan anak yang dibawah umur karena uang saja, tapi mereka beranggapan jika anaknya dinikahkan maka menjadi tanggung jawab suaminya. Maka mengurangi beban mereka.
Kemudian, faktor yang kedua karena masih ada anggapan jika seorang perempuan di usia 17 tahun belum menikah, maka akan dianggap perawan tua. Tapi, tren yang sekarang muncul adalah seorang perempuan yang tidak mau dipoligami dianggap bukan perempuan yang solehah. Padahal, itu tidak benar.
Kalau begitu, apakah UU tentang perlindungan perempuan yang dipoligami diperlukan?
Saya rasa itu belum diperlukan. Karena sesungguhnya, semua tentang perkawinan sudah ada di dalam UU Perkawinan. Memang di dalam UU Perkawinan pada prinsipnya pernikahan laki-laki dan perempuan harus monogami, tapi kemudian di pasal selanjutnya, disebutkan boleh menikah asalkan ada izin dari istri pertama.
Lagipula, dalam UU Perkawinan juga sudah diatur tentang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Kan kekerasan itu bukan dalam bentuk fisik saja, tapi bisa psikis. Nah, poligami salah satu kekerasan psikis.
Idealnya seorang perempuan menikah di usia berapa?
Ini juga nih yang perlu diperhatikan. UU Perkawinan penting untuk diubah soal usia perempuan dewasa. Agar dia bisa tetap menikmati masa kanak-kanaknya. Jangan masih kecil sudah diberikan tanggung jawab mengurus suami, mengandung anak, melahirkan sampai mengurusnya.
Lagipula, kalau dari sisi kesehatan reproduksi tubuh mereka belum cukup matang, bisa menimbulkan kerusakan di organ perempuan. Harusnya, pemerintah konsisten dengan wajib belajar 12 tahun, maka sebenarnya perkawinan harus di usia 18 tahun.
Rata-rata, perempuan yang masih dibawah umur sudah menikah rentan akan kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga, nantinya bisa mempengaruhi anak dari hasil hubungan keduanya. Kemungkinan buruk, akan terjadi perceraian dan anaknya masuk ke dalam lingkungan yang sifatnya ekspolitatif.
Penegasan saja, untuk pelaku poligami yang berdalih mencontoh nabi itu seperti apa?
Ya sebenarnya kan kalau cuma mau menolong itu tidak mesti dinikahi. Kalau konteks nabi itu mengawini kan untuk melindungi para janda-janda itu dari serangan musuh. Karena sedang perang. Lah sekarang memang kita sedang perang, perang fisik gitu. Enggak kan. Wong damai-damai saja.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Contoh Pantun Adat yang Perlu Diketahui, Kenali Makna dan Nilai Moral di Dalamnya
Adanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
Baca SelengkapnyaIbu ini Sukses Besarkan 3 Anak Laki-Laki jadi Abdi Negara, Dua Jenderal TNI Polri, Satu Perwira Polisi
Ini sosok di balik suksesnya tiga perwira TNI-Polri saat ini hingga mampu menjabat posisi strategis. Siapa orangnya?
Baca SelengkapnyaJenderal Non Akpol Mudik Bareng Adiknya Brigjen TNI dan Perwira Polisi, Sungkem ke Ibu Sebelum Ramadan
Dua jenderal TNI-Polri bersaudara mudik bareng sebelum Ramadhan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prajurit TNI ini Bangga Anaknya jadi Polisi, Saking Bahagianya Seragam Sang Putra Dijaga di Bawah Pohon
Seorang prajurit TNI AD bangga saat menghadiri pelantikan putranya menjadi anggota Polri, ia sampai menjaga seragam sang anak sambil duduk di bawah pohon.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Pasang Badan 3 Anak Buah Diamankan Polisi Malaysia: Saya Bertanggung Jawab!
Jenderal TNI ini pasang badan terhadap 3 anak buahnya yang diamankan oleh polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaInnalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Eks Kapolri Idham Azis Berduka Cita para Jenderal Polisi Datangi Rumahnya
Kabar duka datang dari keluarga eks Kapolri Jenderal (Purn) Idham Azis.
Baca SelengkapnyaPria Tak Dikenal Lempar Batu ke Mobil yang Parkir di Halaman Rumah, Aksinya Bikin Warganet Geram
Terlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaIndahnya Toleransi, Prajurit TNI Ini Unggah Momen Disiapkan Takjil oleh Ibu Pendeta
Di tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Janji Ganti Semua Kerugian Warga akibat Ledakan Gudang Amunisi
Panglima TNI Janji Ganti Semua Kerugian Warga akibat Ledakan Gudang Amunisi
Baca Selengkapnya