Bentrok saat demo, pendukung Prabowo di DPR akan panggil Kapolri

Merdeka.com - Pasca-bentrok dengan polisi saat hendak menggelar aksi di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur di Jalan Tenggilis, Surabaya, Rabu (6/8), pendukung Prabowo - Hatta akan melaporkan korps baju coklat itu ke Komnas HAM.

Bahkan, mereka akan memanggil Kapolri Jendral Sutarman ke Komisi III DPR RI, untuk mempertanggungjawabkan insiden tersebut.

"Ini tidak benar. Karena kita sudah menyampaikan kalau kita akan menggelar aksi damai di Kantor KPU Jatim. Tapi kita dilarang dan disuruh aksi di tempat lain, ini kan tidak benar, masak kita orasi di rumah warga, wong kita izinnya di Kantor KPU," kata Ketua Gerindra Jawa Timur Supriyatno usai aksi, Rabu (06/08).

Dia pun menyayangkan aksi damai di Jawa Timur itu berujung ricuh. Puluhan pendemo tak luput dari sasaran pukulan aparat yang menjaga Kantor KPU Jawa Timur. Tiga orang diamankan dalam kondisi kepala berdarah-darah.

"Massa marah, karena dilarang menggelar aksi. Kemudia mendorong truk hingga menabrak mobil water canon polisi. Saya juga sudah menyampaikan ke Kapolres (Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta) kalau ini aksi damai, tidak ada kericuhan," papar politisi yang juga anggota DPR RI itu.

Topik pilihan: Prabowo ke MK | Sidang Gugatan Pilpres Prabowo-Hatta

"Bahkan sempat saya bilang, kalau ada kericuhan, silakan tangkap saya, tembak saya anggap saya provokatornya. Saya tidak ditangkap, tidak ditembak, malah pendemo yang dipukuli membabi buta," ujar Supriyatno.

Untuk itu, Supriyatno mengaku akan melaporkan Kapolrestabes Surabaya dan aksi brutal anggotanya ke Komnas HAM. "Kita sudah visum, dan ada banyak pendemo yang kepalanya jahitan tadi. Kita sudah bawa ke rumah sakit dan melakukan visum. Kita juga akan melapor ke Propam Polda Jatim. Selanjutnya, kita akan panggil Kapolri di Komisi III DPR RI, terkait masalah ini, karena ini sudah tidak benar," ujar Supriyatno.

Seperti diketahui, dalam aksi yang digelar ribuan pendukung Prabowo yang datang dari seluruh daerah di Jawa Timur itu berujung ricuh. Insiden itu terjadi sebelum massa aksi memasuki area Kantor KPU Jawa Timur.

Massa dilarang mendekati Kantor KPU Jawa Timur dan diperintahkan menggelar aksi di radius 150 meter dari sasaran. Namun, massa marah dan mendorong truk komando maju merangsek masuk dan menabrak kendaraan water canon.

Bentrokan-pun tak bisa dihindari. Termasuk fotografer media lokal ikut menjadi korban intimidasi tiga anggota reserse berpakaian preman.