Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benarkah PHK massal di depan mata?

Benarkah PHK massal di depan mata? demo buruh di istana. ©2016 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mengancam para buruh mendadak menjadi pengangguran. Diperkirakan itu bakal terjadi dalam waktu.

Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago mengaku mendapat informasi itu dari para buruh langsung. Sebab, Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri mengaku tidak mengetahui apa-apa.

"Tapi menurut beberapa kawan di serikat buruh juga seperti itu (PHK massal). Menurut Panasonic dan Toshiba memang akan menutup beberapa pabriknya," kata Irma saat dihubungi merdeka.com, Senin (8/2).

Politikus Partai NasDem ini mengungkapkan bahwa pemutusan hubungan kerja tersebut bukan karena tak sanggup memenuhi jangkauan permintaan upah buruh. Namun masalah lain yang melilit, yaitu persaingan pasar semakin tajam.

"Sekarang ini kan banyak produk-produk Cina masuk. Sementara kita tahu daya beli masyarakat kita rendah. Dengan banyaknya PHK, lapangan pekerjaan tidak cukup, kemudian harga komoditi seperti karet, sawit, dan minyak turun. Jadi masyarakat mau gak mau beli yang murah-murah," tuturnya.

Irma menegaskan, pihaknya sudah jauh hari mengingatkan Hanif terkait apa yang harus dieksekusi pemerintah menjelang persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sebab, jenjang MEA tidak bisa dipandang sebelah mata. Buruh harus dipersenjatai dengan kualitas kerja yang lebih memadai.

"Kapasitas dan kemampuan tenaga kerja Indonesia itu memang harus ditingkatkan. Karena kita akan bersaing di pasar tenaga kerja bebas, kita betul-betul harus merevitalisasi balai latihan kerja kita. Karena kan di Indonesia ini banyak sekali tenaga kerja kita yang masih pendidikan minim. Jadi kita harus merevitalisasi BLK-BLK kita. Tapi yang menjadi masalah di 2016 ini justru anggaran departemen tenaga kerja itu diturunin," ujarnya.

Selain itu, menurut Irma, industri kreatif juga harus ditingkatkan. Kemudian perusahaan-perusahaan menengah ke bawah yang berorientasi ekspor, itu sebaiknya diberikan stimulus pendanaan yang lebih gampang. Bentuknya bisa berupa pinjaman bank yang lebih gampang sehingga industri kreatif bisa membuka lapangan pekerjaan.

"Kalau tidak akan jadi pengangguran jutaan. Menteri perdagangan, perindustrian, menteri ekonomi kreatif, tenaga kerja semuanya harus berkoordinasi. Kalau enggak akan sulit, tidak bisa jalan sendiri-sendiri menghadapi ini. Menteri keuangan, menteri perdagangan harus memberikan stimulus kepada perusahaan-perusahaan menengah di ekonomi kreatif. Sehingga bisa menyerap tenaga kerja, membuka lapangan pekerjaan," jelasnya.

Hal serupa juga diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka. Dia berharap ada kerja serentak antara Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan.

"Membuat pemetaan sektor industri apa saja yang dalam kondisi tidak stabil, apa penyebabnya dan segera ambil langkah-langkah insentif kebijakan penyelamatan industri nasional. Ditelaah dengan seksama, apakah terjadi penutupan industri karena bangkrut atau pailit. Jika itu yang terjadi pemerintah harus mengawal agar hak-hak pekerja dipenuhi oleh perusahaan," ujar Rieke.

Selain itu politikus PDIP ini menegaskan bahwa jika yang terjadi adalah penjualan saham kepada pihak lain atau alih kepemilikan, maka yang terutama harus dipastikan adalah tidak ada pemutusan kerja dan pengurangan karyawan. "Serta pemberi kerja yang baru diawasi untuk tidak mengurangi kesejahteraan karyawan," pungkasnya.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap

DPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap

DPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K

Baca Selengkapnya
Eks Penyidik KPK: 'Kotak Pandora' Ditemukan, Harun Masiku akan Segera Ditangkap

Eks Penyidik KPK: 'Kotak Pandora' Ditemukan, Harun Masiku akan Segera Ditangkap

KPK diduga tengah mencari tahu keberadaan mantan Caleg PDIP Harun Masiku.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Ungkap Ada Tekanan Terkait Hak Angket: Mau Rebut Kursi Ketua DPR

Hasto PDIP Ungkap Ada Tekanan Terkait Hak Angket: Mau Rebut Kursi Ketua DPR

Hasto ungkap PDIP menerima tekanan terkait hak angket

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Disinggung soal Harun Masiku, Hasto Minta Lebih Baik KPK Fokus Kecurangan Bansos

Disinggung soal Harun Masiku, Hasto Minta Lebih Baik KPK Fokus Kecurangan Bansos

Menurutnya penyimpangan itu harus diusut karena KPK merupakan harapan dalam menegakan hukum.

Baca Selengkapnya
PPP Belum Ambil Sikap Hak Angket Pemilu, Singgung Ketua DPR Puan Maharani di Luar Negeri

PPP Belum Ambil Sikap Hak Angket Pemilu, Singgung Ketua DPR Puan Maharani di Luar Negeri

Kendati demikian, dia menghormati sikap dari fraksi di DPR yang telah menyatakan akan mendukung hak angket.

Baca Selengkapnya
PSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan

PSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan

Ganjar mengajak sejumlah parpol untuk memperkuat hak angket.

Baca Selengkapnya
DPR Sahkan RUU DKJ jadi Undang-Undang, PKS Menolak

DPR Sahkan RUU DKJ jadi Undang-Undang, PKS Menolak

DPR mengesahkan RUU tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi UU dalam rapat paripurna ke-14.

Baca Selengkapnya
PKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika

PKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika

Dia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.

Baca Selengkapnya
Mahfud Sebut Hak Angket Bisa Berujung Pemakzulan Jokowi, Begini Penjelasannya

Mahfud Sebut Hak Angket Bisa Berujung Pemakzulan Jokowi, Begini Penjelasannya

Proses hak angket di DPR bisa berjalan berbulan-bulan.

Baca Selengkapnya