Merdeka.com - Pengamat militer, TB Hasanuddin menilai meski telah berumur 15 tahun dan belum pernah dipakai untuk bertempur, pesawat Hawk 200 masih laik terbang. Apalagi untuk ukuran pesawat tempur, 15 tahun bukanlah usia tua sehingga tak ada alasan untuk pesawat asal Inggris ini dikandangkan.

"Pesawat ini diproduksi tahun 96 masuk ke Indonesia 97-98 kalau dihitung baru 15 tahun. Ini ga masalah masih bagus masih fit dan masih hebat. Pesawat tempur yang berumur 30 tahun saja juga masih bagus," ujar TB Hasanudin yang juga merupakan wakil Ketua Komisi I DPR RI kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (16/10).

Oleh karena itu dia menyangsikan jika benar pesawat ini jatuh alasan teknis. Perlu ada investigasi terkait hal tersebut, apalagi sebelum terbang baik pilot maupun pesawat harus selalu dicek terlebih dulu.

"Ga tahu (sebab jatuh) harus diinvestigasi dulu karena setiap pesawat sudah dicek baik pesawat dan manusia. Biarkan investigasi berjalan, harus ada pemeriksaan. Lagipula dibandingkan dengan kita negara Amerika pesawatnya lebih sering jatuh," tegasnya lagi.

Dari beberapa sumber diketahui pesawat Hawk 200 ini disertai berbagai alat-alat canggih. Seperti AGM-65 Maverick, Rudal anti kapal Sea Eagle, Torpedo, serta berbagai macam bom. Untuk membidik musuh, pesawat buatan Inggris ini mengandalkan sistem radar Northrop Grumman APG-66H multi-mode yang membuat si pilot mampu membidik musuhnya di udara dan darat.

Sayangnya, peralatan canggih itu tak membuat pesawat ini luput dari ancaman kecelakaan, terbukti pesawat berawak dua orang ini, jatuh di Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau pagi tadi. Beruntung, pilot Letda Pnb Reza Yori Prasetyo terselamatkan berkat memanfaatkan kursi lontar (ejection seat) di dalam pesawat tersebut. Saat ini, Reza sedang berada di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.