Belum bongkar makam korban 65, Luhut tunggu rekomendasi simposium
Merdeka.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembongkaran makam korban pembantaian 1965 belum dilakukan. Sebab, rencana tersebut masih menjadi kontroversi, ditambah lagi penolakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk melakukan pembongkaran.
Menurut Ryamizard, akan terjadi pertikaian jika tetap dilakukan pembongkaran. Tidak hanya menolak, Ryamizard juga menginisiasi digelarnya Simposium tandingan. Luhut pun mengaku menunggu rekomendasi dari Simposium itu.
"Ya kan kita tunggu masih ada rekomendasi satu lagi dari simposium besok. Setelah itu baru kita banding," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/5).
Rekomendasi dari Simposium Nasional yang digelar pada April lalu, kata Luhut belum dikaji. Hal ini dikarenakan dirinya masih menunggu rekomendasi dari Simposium tandingan.
"Ya belum elok saya buka dong. Nanti nyontek. Biar aja dulu independen, kalau ada (rekomendasi Simposium tandingan) dapet paling minggu ini, nanti kita satukan, laporkan pada presiden, nanti baru keputusan akhir presiden baru saya omongin," jelasnya.
Terkait simposium tandingan yang akan digelar 1 Juni 2016 mendatang, Luhut mengaku sudah mendapat pemberitahuan.
"Saya sudah diberitahu dan sudah saya briefing apa yg kita dapat, tergantung nanti biar masukan di sana," tandasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaKapan Pemilu Presiden? Pemilu presiden 2024 adalah pemilu kelima di Indonesia yang bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaSemua berharap presiden terpilih yang akan datang dapat menyelesaikan permasalahan Kesehatan yang ada sehingga tercapai derajat Kesehatan Masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGanjar membeberkan sampai pagi ini, dirinya sama sekali tidak menerima undangan dari KPU RI.
Baca SelengkapnyaKenapa tidak memilih tanggal lain? Ini penjelasan lengkapnya.
Baca Selengkapnya