Belasan janda miskin di Purwokerto tak dapat kompensasi PSKS
Merdeka.com - Penyaluran dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang disalurkan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga BBM masih belum merata. Kondisi tersebut terjadi di Kelurahan Karangklesem Purwokerto Selatan Jawa Tengah yang dialami belasan janda miskin di wilayah tersebut.
Belasan janda miskin yang bekerja serabutan di Kampung Sri Rahayu mengaku tidak mendapat dana PSKS setelah kenaikan harga BBM tahun ini. Bahkan, janda miskin tersebut tidak tahu harus mengadukannya kepada siapa mengenai kealpaan pemerintah dalam mendata mereka.
"Dulu waktu suami saya masih hidup lah dapat BLT, sekarang belum pernah. Padahal, KTP dan KK saya dibuat di sini," kata seorang janda miskin, Raswi (51) saat ditemui di petak kamar yang dikontraknya dengan lebar 2,5 meter dan panjang 3 meter, Selasa (25/11).
Raswi mengungkapkan, sudah lama tinggal di petak kamar yang berada di RT 04/RW 10. Setiap harinya untuk menyambung hidup, Raswi bekerja sebagai pengamen. "Saya sendiri tidak tahu bagaimana cara mengadukan untuk mendapatkan dana itu. Karena, katanya jatahnya dari sana," ujarnya.
Hal senada juga diakui janda miskin lainnya, Sumarti (57) yang hidup tak jauh dari kamar Raswi. Sumarti mengaku tidak mendapat dana PSKS. "Sejak dulu saya tidak mendapat PSKS, saya juga belum pernah dapat bantuan," ujarnya berkaca-kaca.
Sementara itu, Ketua RT setempat, Rasmin Suherman mengatakan, saat ini di wilayahnya ada 126 keluarga. Dari 126 keluarga tersebut, hanya 10 keluarga yang mendapat dana PSKS. "Selebihnya ada sekitar 80-an keluarga yang tidak mendapatkan dana tersebut, sedangkan keluarga yang mampu ada sekitar 30 kepala keluarga," jelasnya.
Dia mengaku sudah mengajukan perubahan data tersebut ke pemerintah, namun belum dapat tanggapan. Bahkan, diakuinya, ada beberapa keluarga mampu yang mendapatkan dana tersebut. "Saya hanya minta keadilan saja dari pemerintah, masa janda-janda miskin tidak dapat, mereka yang mampu malah dapat," protesnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaWarga Puncak Jaya mengalami kelangkaan BBM karena adanya penembakan oleh KKB dan jalanan yang terputus akibat longsor.
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KPK masih akan mentracing aset lain milik tersangka untuk dijadikan batang bukti dan sebagai bahan eksekusi KPK.
Baca SelengkapnyaAncaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)
Baca SelengkapnyaIbu Jubaedah bercerita bahan dasar yang digunakan kerupuk ini adalah kencur.
Baca SelengkapnyaKPPS yang terdaftar kepesertaannya sehari sebelum pencoblosan Pemilu 2024 juga mendapatkan santunan
Baca SelengkapnyaBesaran THR yakni penghasilan gaji 100 persen dari penghasilan satu bulan yang diterima pada bulan Maret
Baca SelengkapnyaKasus dugaan gratifikasi tersebut bakal berlanjut di meja hijau setelah tim jaksa KPK menilai unsur pidana telah lengkap.
Baca Selengkapnya