Belajar sejarah TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma
Merdeka.com - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, meresmikan Museum Lanud Halim Perdanakusuma. Peresmian dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun TNI AU ke-66. Museum ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran tentang sejarah berdirinya Angkatan Udara di Indonesia.
"Dengan adanya museum ini, mudah-mudahan dapat menjadi tempat untuk belajar bagi generasi muda khususnya Angkatan Udara, tentang perjuangan generasi pendahulu dan sejarah masa lalu untuk membangun kejayaan Angkatan Udara " ujar Imam, Senin (9/4).
Peresmian museum ini ditandai dengan adanya penandatanganan prasasti oleh Marsekal TNI Imam Sufaat yang didampingi Komandan Lanud Halim Marsekal Pertama TNI Adang Supriyadi, selaku pencetus ide dan pemrakarsa peresmian museum. Imam mengaku dirinya merasa bangga ketika meresmikan Museum Lanud Halim.
"Saya merasa bangga dan bahagia karena sejarah sangat penting untuk anak dan generasi kita yang akan datang," ujarnya
Senada dengan Imam Sufaat, Komandan Lanud Halim Marsekal Pertama TNI Adang Supriyadi
menilai sejarah tumbuhnya pangkalan udara sangat strategis. Hal ini bisa dibuktikan dalam sejarah bahwa pada zaman Belanda dulu yang dibangun pertama kalinya adalah landasan udara.
"Karena begitu pentingnya sejarah, khususnya Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma maka saya sejak beberapa minggu lalu berusaha menghimpun dan mengumpulkan benda atau barang yang pernah digunakan di Lanud Halim yang nantinya kita pajang di museum ini," kata Adang.
Museum Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma nantinya akan menyimpan koleksi foto dan (benda) sejarah TNI AU, seperti foto-foto hitam putih pesawat-pesawat tempur dan pesawat angkut yang telah memperkuat dan mendukung keberhasilan perjuangan kemerdekaan sejak tahun 1947.
Berdirinya Lanud Halim Perdanakusuma berawal dari hasil konferensi Meja Bundar di Den-Haag antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda, pada 23 Agustus 1949, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma yang dulunya bernama Pangkalan Udara Tjililitan dengan segala fasilitas di dalamnya, diserahkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) pada 20 Juni 1950 di depan Base Operation Pangkalan Udara Tjililitan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok jenderal polisi ini miliki nama dari satuan bantuan tempur milik TNI AD. Ternyata ada cerita di baliknya.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Baca SelengkapnyaRumah Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 06 Husairi di Pamekasan dilempar bahan peledak.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang kini genap 41 tahun dan telah dikaruniai dua orang anak, nampak tak banyak yang berubah dari penampilan Uut Permatasari.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaKereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.
Baca SelengkapnyaBeberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.
Baca Selengkapnya