Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bela Negara Dinilai Bisa Tangkal Penyebaran Paham Radikal Negatif

Bela Negara Dinilai Bisa Tangkal Penyebaran Paham Radikal Negatif Wahdah Islamiyah. ©2017 Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari

Merdeka.com - Ideologi dan paham radikal menjadi ancaman bagi kedaulatan negara. Dalam konteks ini darurat radikalisme mesti juga diperhatikan sebagai ancaman bagi kedaulatan negara dan keamanan masyarakat.

Seluruh warga negara mempunyai kewajiban untuk melakukan bela negara sesuai dengan profesi masing-masing dalam menangkal radikalisme. Dan Bela Negara itu sendiri memiliki spektrum yang sangat luas di berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya.

"Tetapi di era milenial sekarang ini yang namanya bela negara itu ada di dalam kehidupan kita masing-masing, seperti bagaimana membangun sebuah kehidupan di bidangnya masing-masing sesuai dengan profesi untuk mewujudkan yang terbaik. Itu wujud bela negara yang paling simple dan paling mudah," ujar Pengamat Terorisme Letjen TNI (Purn) Agus Surya Bakti di Jakarta, Kamis (19/12)

Lebih lanjut, mantan Sesmeko Polhukam ini menjelaskan, bela negara itu kalau secara total adalah sebuah kekuatan dari seluruh unsur masyarakat Indonesia dalam membela bangsa ini. Namun bukan berarti harus maju berperang, apalagi sekarang ini bukan zamannya perang.

"Perang sekarang adalah perang melawan kehidupan kita masing-masing. Terbebas dari segala macam bentuk penyebaran paham kekerasan yang sekarang lagi masif di lingkungan kita seperti radikalisme negatif yang mengarah kepada terorisme. Jadi itulah wujud bela negara di era sekarang," ujar alumni Akmil tahun 1984 ini.

Terkait maraknya penyebaran paham radikal negatif yang berujung pada aksi kekerasan, Agus mengajak masyarakat untuk melakukan bela negara dalam melawan penyebaran paham tersebut. Radikal atau kekerasan itu adalah sebuah paham yang dianut untuk memaksakan keinginannya.

Menurutnya, ada dua pemahaman tentang radikal itu, yakni positif dan negatif. Dirinya mencontohkan radikal positif seperti belajar harus radikal agar bisa lulus. Demikian pula bekerja juga harus radikal agar bisa menghasilkan sebuah hasil kerja yang baik. Selain itu guru harus membina anak murid juga harus radikal agar melebihi kemampuan gurunya.

"Tetapi ada juga radikal yang negatif yaitu sebuah paham atau keyakinan bahwa dengan kekerasan merupakan ajaran satu satunya yang dapat menyelesaikan setiap masalah. Nah itu sudah muncul di semua kehidupan kita. Kalau kita bicara dulu tentang terorisme itu diawali dengan sebuah radikalisme negatif itu," tutur mantan Pangdam XIV/Hasanuddin dan Pangdam VII/Wirabuana ini.

Peran Serta Masyarakat

Suami dari mantan arti Bella Saphira ini mengatakan, sekarang ini radikalisme itu sudah masuk ke semua segmen kehidupan masyarakat yang ingin memaksakan dengan sebuah kekerasan apa yang menjadi tujuannya, baik itu untuk tujuan perorangan, kelompok dan sebagainya.

"Tentunya masyarakat punya peran penting untuk mewujudkan bela negara dalam menangkal radikalisme. Bela negara di era sekarang adalah kemampuan semua bangsa Indonesia dengan segala macam profesinya untuk menjaga Indonesia agar aman dan sejahtera," tegasnya.

Dikatakannya, kalau tokoh masyarakat atau tokoh agama tidak punya kepedulian dan pemahaman bela negara terhadap situasi lingkungan sekitarnya tentu akan susah. Karena hal tersebut menjadi sebuah pemahaman bersama bahwa itu adalah tugas semua masyarakat Indonesia.

Menurutnya, kalau totalitas kemampuan masyarakat dalam mewujudkan bela negara itu bisa berhasil dengan sebaik-baiknya pada bidang kehidupannya masing-masing, maka akan tercipta sebuah lingkungan masyarakat yang paham dan mampu menghadapi radikalisme negatif tadi.

"Sebenarnya orang yang mempunyai paham radikalisme negatif itu hanya beberapa gelintir orang saja. Tetapi jika beberapa gelintir itu bisa kita ajak untuk menjadi damai, saya kira kondisi itu akan menjadi kondisi yang kondusif," imbuhnya,

Sebagai mantan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Agus telah mencanangkan program dibentuknya Duta Damai di Dunia Maya. Menurutnya, Duta Damai di Dunia Maya ini juga bisa dikatakan sebagai bela negara dari pengaruh penyebaran paham radikal terorisme melalui dunia maya.

"Saya membuat dan mewujudkan sebuah program Duta Damai di Dunia Maya karena pada saat itu dunia maya ini dipenuhi dengan 'hutan belantara hitam' yang tidak jelas isinya. Konten seperti mau buat bom mau memusuhi orang tua ada. Bagaimana cara membunuh pun juga ada. Dan itu tentunya sangat berbahaya sekali kalau dibiarkan," tandasnya.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat

Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat

Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.

Baca Selengkapnya
Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya

Jenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya

Tindak pidana pemilu menjadi ancaman serius yang dapat merusak integritas dan legitimasi demokrasi.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Sila Ke 4, Ini Penjelasannya

Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Sila Ke 4, Ini Penjelasannya

Pemilu merupakan penerapan nyata dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara secara demokratis.

Baca Selengkapnya
'Kita Harus Rayakan Demokrasi dengan Damai Kedepankan Persaudaraan'

'Kita Harus Rayakan Demokrasi dengan Damai Kedepankan Persaudaraan'

Berdemokrasi sehat berarti mengerti jika Pemilu sarana untuk bersatu bukan bermusuhan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mental Ideologi dan Contoh Soalnya, Pelajari untuk Persiapan Seleksi Masuk TNI

Mengenal Mental Ideologi dan Contoh Soalnya, Pelajari untuk Persiapan Seleksi Masuk TNI

Mental ideologi adalah sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar negara Indonesia, seperti Pancasila.

Baca Selengkapnya