Merdeka.com - Proyek senilai Rp 1 triliun berupa Masjid Al-jabbar yang diresmikan akhir pekan lalu menyisakan sejumlah masalah. Beberapa hal yang disoroti Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah soal sampah, penjagaan fasilitas yang berdampak pada pembatasan kunjungan untuk sementara waktu.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan permasalahan sampah atau adanya kerusakan fasilitas merupakan ekses sosial dari antusiasme yang besar dari masyarakat. Hal ini akan disikapi secara khusus dengan pendekatan humanis.

Contoh langkah yang akan dilakukan adalah menyiapkan petugas khusus yang memberikan imbauan menjaga kebersihan. Ini pun merupakan bagian dari persiapan pembukaan fasilitas museum yang rencananya dibuka pada Februari.

"Ini hal baru, ramai sekali. Tapi akan lebih baik ramai sekali daripada tidak ramai, ini maslaah karena ramai sekali. Makanya tadi dirapatkan, diperbaiki akan ada papan pengumuman, aka nada pasukan pake toa untuk mengingatkan buang sampah jangan sembaranagn, jangan main air di kolam yang seterusnya, PKL ditertibkan," kata dia di Gedung Sate, Senin (2/1).

"Kita maklumi kalau banyak dinamika. Selanjutnya mengantisipasi hal buruk tidak terulang lagi dari mulai urusan sampah dan lain-lain. Silakan datang untuk memakmurkan masjid, tapi tolong ikut menjaga juga kebersihannya," ia melanjutkan.

Disinggung mengenai akses, pria yang akrab disapa Emil ini mengaku segera menggelar rapat bersama Kementerian PUPR pada pekan ini membahas pembukaan akses jalan tol dan membuka akses baru menuju Al-Jabbar.

"Selama Januari kami mengamati semua dinamika, disempurnakan direspon dari yang kecil yang besar. Pada februari seiring pembukaan museum, pengelolaan Al-Jabbar sudah lebih sempurna dan tidak ada ekses," ucap dia.

Diketahui, sejak masjid tersebut diresmikan, permasalahan sampah hingga kerusakan karpet masjid yang diimpor dari Turki mengemuka di media sosial. Pihak Pemprov Jabar mengklaim persoalan sampah sudah diantisipasi sebelum acara peresmian.

Mereka menyediakan tempat sampah dan bekerjasama dengan berbagai instansi. Usai acara, total sampah yang dibersihkan sebanyak 1,9 ton yang terdiri dari berbagai jenis, dan yang terbanyak adalah plastik, dan yang berhasil dipilah untuk diolah lebih dari 200 kilogram.

Kepala Dinas Bina Marga dan Perumahan Rakyat (DBMPR) Jabar Bambang Tirtoyuliono menambahkan, selama sepekan sejak peresmian, karpet Masjid Raya Al Jabbar akan pemeliharaan, sehingga ada pengaturan sesi kunjungan.

"Untuk warga yang akan berkunjung ke Masjid Raya Al Jabbar mulai tanggal 2 - 7 Januari 2023 ada pengaturan kunjungan dengan dibagi dalam tiga sesi waktu," jelas Bambang.

Waktu pembatasan kunjungan untuk tidak memasuki areal dalam masjid, yakni, Sesi I: Pukul 08.00 - 11.00 WIB, Sesi Il: Pukul 13.00 - 15.00 WIB, Sesi lIl: Pukul 22.00 - 03.00 WIB

"Kami mohon maaf atas kondisi ini, namun ini dilakukan untuk kenyamanan,” ucap dia melalui siaran pers yang diterima.

Hal serupa datang berupa instruksi khusus dari Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Setiawan Wangsaatmaja kepada perangkat daerah agar menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan kenyamanan Masjid Raya Al Jabbar di kawasan Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.

Instruksi ini telah dituangkan dalam Surat Keputusan Sekda yang ditandatangani Setiawan Wangsaatmaja pada 30 Desember 2022 atau pada hari hari peresmian masjid. Selanjutnya, ia mewaspadai peminta sumbangan apalagi yang tidak jelas lembaganya beroperasi di kawasan masjid.

"Jangan gengsi, ini masjid kebanggaan kita, kalau bukan kita siapa lagi. Kita berbuat baik secara lokal. Jangan sungkan- sungkan mengingatkan di dalam masjid tidak boleh makan dan minum," ucap Setiawan.