Bebas menikmati ganja di coffee shop
Merdeka.com - Suara musik akustik mengalun dari sebuah toko di pusat Kota Amsterdam. Toko berlabel Two Brothers dengan gambar wajah dua lelaki berkacamata hitam menggunakan topi khas mafia. Di bagian atas terdapat tulisan coffee shop dan free smoke. Secara harfiah, coffee shop berarti tempat untuk menikmati kopi. Tapi di Amsterdam, coffee shop merujuk pada tempat menikmati ganja.
Memasuki pintu toko Two Brothers, perempuan dengan tato di lengan kanan menyapa ramah. Dia mengucapkan selamat datang di tokonya. Tata letak toko itu seperti sebuah bar, dengan meja panjang dan penjaga toko di baliknya, layaknya bartender. Tapi dia tidak menjual minuman beralkohol, melainkan menjual ganja.
Perempuan di toko itu seolah sudah tahu maksud kedatangan pengunjung. “Apa Anda pernah menggunakan ganja sebelumnya?” tanya perempuan tersebut. Tak lama setelah itu, dia menawarkan ganja dagangannya. Rata-rata ganja sudah dilinting dan dimasukkan dalam sebuah tempat.
Untuk satu linting ganja harganya sangat mahal, sekitar 3,6 Euro atau sekitar Rp 57.000. Ada pula yang dibanderol 3,9 Euro atau sekitar Rp 62.000. Dia menuturkan, tidak perlu takut mengkonsumsi ganja di kawasan ini. Dia mempersilakan pengunjung menikmati ganja di dalam atau di depan coffee shop miliknya. “Terserah Anda. Tapi kalau bisa jangan di ruang publik,” pesannya.
Di atas meja panjang juga tersedia papir atau kertas pembungkus ganja. Di sebelahnya sebuah keranjang mini berisi daun kering ganja siap saji. Pengunjung bisa melinting sendiri untuk menambah sensasi menikmati tanaman canabis sativa itu.
Aroma ganja menyeruak memenuhi toko itu. Di dalam coffee shop tidak diperkenankan merokok tembakau. Menurutnya, asap rokok tembakau merusak bau khas ganja. Tidak hanya itu, kepulan asap rokok bisa membuat pengunjung tidak nyaman. Sambil menikmati ganja, pengunjung juga bisa memesan kopi atau soft drink lainnya.
Suasana di dalam coffee shop cukup tenang. Hanya terdengar suara lantunan musik akustik atau instrumental. Tidak ada suara musik cadas atau bergenre rock. Suasana seperti ini membuat pengunjung rileks, sesekali berbicara, meski tanpa canda tawa. Penikmat ganja tidak hanya didominasi kaum adam, kaum hawa pun nampak santai menikmati hisapan ganja.
Cahaya di dalam coffee shop Two Brothers dibuat remang-remang dan tidak terlalu terang. Pengunjung tak tampak khawatir atau takut mengkonsumsi ganja. Sebab, kawasan ini merupakan daerah bebas konsumsi ganja. Sehingga tidak heran banyak coffee shop berjajar di pinggir jalan dengan aroma ganja menusuk hidung.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915
Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca SelengkapnyaMirisnya Peredaran Ganja di Grobogan, Berawal dari Rasa Ingin Tahu kini Jadi Pencandu
Peredaran narkoba begitu marak terjadi di Grobogan. Berbagai kalangan bisa menikmati barang terlarang itu.
Baca SelengkapnyaSatu Hektar Ladang Ganja Siap Panen Ditemukan di Perbukitan Empat Lawang, Jalan Kaki Butuh 6 Jam ke Lokasi
Ganja-ganja setinggi 2 meter ditanam di antara pohon kopi. Ditemukan juga bibit ganja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar Dapat Info Kades dan Kepala Daerah Diintimidasi: Mulai Ditelepon Ojo Kenceng-Kenceng
Ganja Dapat Info Kades dan Kepala Daerah Diintimidasi: Mulai Ditelepon Ojo Kenceng-Kenceng
Baca Selengkapnya2 Mahasiswa di Sulawesi Selatan Edarkan Ganja, Modus Dicampur Kue Kering
2 Mahasiswa di Sulawesi Selatan Edarkan Ganja, Modus Dicampur Kue Kering
Baca SelengkapnyaIni Alasan Mengapa Kopi Merupakan Teman yang Sempurna untuk Berpikir dan Mencari Ide Cemerlang
Kopi bisa menjadi katalisator dari berbagai ide kreatif karena kandungan yang ada di dalamnya.
Baca SelengkapnyaBNN Musnahkan 4 Hektare Ladang Ganja di Aceh
Hasilnya, ditemukan tiga titik ladang ganja di dua lokasi lahan ganja.
Baca SelengkapnyaKafe di Lembang Ini Bawa Suasana Bandung Tahun 1800-an, Dulunya Rumah Pengusaha Susu Eropa Paling Sukses
Berbagai menu lezat dengan latar tempat yang penuh kisah di Piknik Kopi dijamin akan memberi kesan berbeda saat berkunjung ke “lantai dua” Bandung.
Baca SelengkapnyaAsyik Ngopi, Pemuda di Bekasi Tewas Dibacok Sekelompok Orang Tak Dikenal
Seorang pemuda berinisial NS (21) tewas setelah dibacok sekelompok orang tak dikenal di warung kopi Jalan Mangkrik, Bekasi.
Baca Selengkapnya