Merdeka.com - Petugas Bea Cukai Bandung menggagalkan penyelundupan sabu seberat hampir 4 kilogram dengan nominal Rp 6,9 miliar, di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Barang tersebut diamankan dari tiga tersangka yakni ASI (48) warga negara Indonesia, sedangkan dua lainnya kewarganegaraan India yakni MI (48) dan RA (48).

Kepala DJBC Jabar Kusdirman Iskandar menerangkan, penangkapan terhadap tiga tersangka dilakukan selama dua hari, yakni 7-8 September. Saat itu petugas gabungan, mencurigai gerak-gerik dan hasil pencitraan x-ray terhadap seorang penumpang pesawat Silk Air nomor penerbangan MI 192 Singapore-Bandung.

"Dari situ kami melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap ASI terhadap barang bawaan," katanya, di kantor Kanwil Bea dan Cukai Jabar, Gedung Keuangan, Bandung, Rabu (11/9).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, Bea Cukai mendapati 3 bungkusan warna cokelat yang disembunyikan di dasar koper. Setelah dibuka, bungkusan itu berisi bubuk kristal berwarna bening dengan berat 2,9 kilogram. Bea Cukai langsung melakukan uji laboratorium terhadap benda haram tersebut.

"Hasilnya menunjukkan sampel positif narkotika golongan I jenis sabu (Methamphetamine)," ungkapnya. Dia menyebut, asumsi harga sabu di pasaran Rp 1,8 juta per garam, jadi total nilai sabu yang gagal diselundupkan itu senilai Rp 5,2 miliar.

Sehari kemudian, Pengawasan dan Pelayanan Bea Cuka Tipe Madya Pabean A Bandung bekerja sama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kantor Pusat Dirjen Bea Cukai, serta Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jabar, kembali menangkap MI dan RA yang merupakan warga negara India.

Keduanya menyelundupkan narkoba jenis sabu seberat 975 gram atau nilainya Rp 1,7 miliar di bawah lapisan sandal. "Kita janggal dengan gerak-gerik pelaku, ternyata benar dan kita minta buka bungkusan tersebut," ujarnya.

Menurut dia MI dan RA juga menumpang pesawat Silk Air nomor penerbangan MI 196 rute penerbangan Singapura-Bandung. Kini ketiga tersangka diamankan petugas Bea Cukai. Dia menambahkan, pelaku dijerat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman hukumannya 20 tahun penjara.