Bawa truk isi BBm ilegal, Agung ditangkap Polda Sumsel

Merdeka.com - Lantaran tak mampu menunjukkan surat izin resmi pengangkutan bahan bakar minyak, Agung (35 tahun) warga Tangerang, Banten, ditangkap Subdit IV Ditreskrimsus Polda Sumatra Selatan. Dia dibekuk saat sedang membawa truk berisi BBM mentah ilegal ketika melintas di Jalan Ratu Prawiranegara, Palembang, Kamis (2/4) dini hari.

Selain Agung, polisi turut menangkap kernet truk bernama Syukur, juga warga Tangerang. Mereka menyita satu unit truk Hino bernomor polisi B 9205 GFU mengangkut 32 ton BBM mentah ilegal.

Kepada petugas, Agung mengaku bukan sopir resmi dari truk dia kendarai. Dia mengaku cuma disuruh oleh temannya saat keduanya bertemu di Lampung buat mengangkut limbah minyak dari Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, buat dibawa ke Lampung.

Buat memuluskan perjalanan, Agung diberi surat izin mengangkut limbah minyak dikeluarkan oleh PT Sumber Berkat Jaya Mandiri. Dia berangkat menuju Sekayu dengan mengajak Syukur.

"Saya cuma sopir tembak, mau-mau saja ada kerjaan. Waktu berangkat tidak dikasih uang jalan, cuma dijanjikan upah satu juta," kata Agung di Mapolda Sumsel, Kamis (2/4).

Setiba di Sekayu, Agung mengaku tidak melihat proses pemuatan minyak ke tangki truk dia kendarai. Sebab, dia dan kernetnya sedang istirahat di tempat lain, sedangkan pengisian dilakukan warga setempat.

Begitu melintas di Palembang, truk dikendarai Agung dihentikan polisi lantaran mendapat informasi adanya pengiriman BBM ilegal. Polisi pun menanyakan surat jalan truk itu.

Namun, Agung hanya mampu menunjukkan Surat Izin Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan surat izin angkut limbah minyak. Saat diperiksa, truk itu ternyata berisi BBM mentah ilegal sebanyak 32 ton.

"Saya tidak tahu isinya apa, karena cuma bawa saja. Kata teman saya ngangkut limbah minyak, tahunya BBM," ujar Agung.

Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Suhasto melalui Kanit III Subdit IV Kompol Tito Dani mengatakan, penangkapan ini bermula dari informasi masyarakat. Anggota lalu menunggu di lokasi penangkapan dan langsung menghentikan saat truk melintas.

Saat dihentikan, anggota meminta sopir menunjukkan surat izin mengangkut minyak. Tetapi, sopir hanya mampu menunjukkan SIM, STNK, dan surat izin angkut limbah minyak. Sebab itu, sopir, kenek, beserta truk langsung diamankan.

"Sopir punya izin angkut limbah minyak, bukan BBM. Kita duga BBM mentah akan dibawa ke Lampung dan selanjutnya dibawa ke Jawa. Kami masih buruh pembeli BBM ini yang merupakan warga. Identitasnya sudah kita ketahui," kata Tito.