Bawa bondet saat umroh, kaitan Rustawi dengan teroris diselidiki
Merdeka.com - Bawa bahan peledak dan beberapa barang berbahaya saat hendak berangkat ibadah umroh, salah seorang jamaah asal Malang, Jawa Timur, Rustawi Tomo (63), diamankan pihak otoritas Brunei Darussalam. Terkait masalah ini, pihak Mabes Polri tengah melakukan penyidikan apakah ada kaitan antara Rustawi dengan jaringan radikal.
Hal ini disampaikan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Anas Yusuf saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/5). Saat ini, kata Mantan Wakabareskrim Mabes Polri tersebut, petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 Mabes Polri sudah diberangkatkan ke Brunei Darussalam untuk melakukan penyelidikan.
Anas sendiri belum berani memastikan apakah Rustawi terlibat jaringan Negara Islam Irak dan Siriah (ISIS) atau kelompok terorisme.
"Masalah itu masih kita selidiki," dalih jenderal polisi bintang dua ini.
âªSelain terhadap Rustawi, Polri juga sedang berupaya mengorek informasi tentang identitas 68 rombongan umroh lainnya, yang berangkat bersama Rustawi dengan menggunakan jasa perusahaan tour and travel PT Al Aqsha.
"Kita juga meminta keterangan dari pihak PT Al Aqsha. Itu dilakukan untuk menegaskan ada atau tidaknya keterkaitan peristiwa ini dengan kelompok terorisme. Kami juga sudah perintahkan Polres Malang untuk mencari informasi dan data terkait masalah ini," ucapnya.â¬
Sementara terkait lolosnya bondet, dan barang berbahaya lainnya yang dibawa Rustawi saat berangkat dari Bandara International Juanda Surabaya di Sidoarjo pada 2 Mei lalu, Anas masih enggan menjelaskan secara detail. Dia beralasan, tak ingin berspekulasi soal itu.
"Yang pasti, kita telah berkoordinasi dengan pihak imigrasi, baik dalam hal pencegahan maupun upaya penindakan gangguan keamanan. Koordinasi selalu kita lakukan," ujarnya.
âªSebelumnya, petugas bandara di Brunei Darussalam dikabarkan menahan tiga orang asal Malang, yakni Pantes Sastro Prajitno, Rustawi Tomo, dan Bibit Hariyanto.
Ketiganya berangkat bersama 66 jamaah umroh lainnya dari Bandara Juanda dan transit di Brunei Darussalam. Ke 69 orang ini, kemudian akan terbang menumpangi Royal Brunei Airline menuju Tanah Suci.
Belum sempat mereka naik pesawat, petugas mencegah dan menahan ketiganya karena kedapatan bahan peledak, beberapa butir peluru, pisau lipat, dan gunting.
Setelah diselidiki, yang ditahan hanya satu orang, yaitu Rustawi. Sementara dua lainnya, dipersilakan melanjutkan perjalanan bersama 66 jamaah lainnya menuju Tanah Suci, karena tidak terbukti ikut membawa barang berbahaya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol. Aan Suhanan mengatakan, tim pengurai akan ada di setiap polda bertugas menyelesaikan permasalahan arus lalu lintas.
Baca SelengkapnyaPihak RS Polri akan mempersiapkan jika mau dibawa ke kediaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaImbauan itu sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Total 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBerikut potret ratusan Perwira hingga Tamtama datang ke Mako menghadap Komandan Brimob.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekan korban, MRR juga menjadi korban dan saat ini masih mendapat perawatan.
Baca SelengkapnyaListyo menekankan paling utama saat ini adalah mencegah agar ini tidak terulang lagi.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca Selengkapnya