Merdeka.com - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan akan terbang ke negeri kanguru, Australia. Namun rencana tersebut terpaksa dibatalkan‎ lantaran gejolak eksekusi mati duo Bali Nine.

"Kabarnya sih hari ini jadwalnya berangkat ke Australia, tetapi batal. Ini terkait soal akan dilakukannya eksekusi mati Bali Nine," ungkap Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta di Denpasar Bali, Senin (27/4).

Mudarta menyampaikan kedatangan SBY ke Autralia dalam upaya sebagai undangan pembicara di kampus Universitas Australia Barat pada Jumat 30 April. "Karena takut disinyalir akan ada gejolak. Terpaksa diurungkan oleh pihak Universitas di sana. Padahal beliau (SBY) tidak masalah dan memenuhi undangan itu," terangnya.

Menurut Mudarta bahwa rencana eksekusi mati dua warga negara Australia bersama terpidana mati lainnya itu akan segera dilaksanakan. Karenanya dikhawatirkan ada gesekan yang terjadi saat SBY berkunjung ke Australia.

Ditegaskan Mudarta bahwa pembatalan keberangkatan ke Australia, murni dampak dari rencana eksekusi mati duo Bali Nine. Bahkan dirinya mendengarkan kabar kalau Selasa besok (28/4) akan dilakukan eksekusi bersamaan dengan terdakwa mati lainnya. "Ya benar batalnya karena rencana eksekusi mati," ucapnya.

Dikatakan Mudarta, sebelum ke Australia, SBY dijadwalkan transit di Bali barang waktu 2 jam. Karenanya dia berencana menemani selama transit di Bandara Ngurah Rai. "Karena sudah batal kabarnya, gak jadi saya ke Bandara," terangnya.