Arkeolog temukan prasasti di Pendopo Pengayoman Temanggung
Merdeka.com - Tim Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah meneliti prasasti yang ditemukan para pekerja bangunan saat membuat fondasi pagar Pendopo Pengayoman Temanggung, Jawa Tengah.
Ketua Tim Balai Arkeologi Yogyakarta Sugeng Riyanto di Temanggung, Senin, mengatakan kedatangan tim mengecek keberadaan temuan tersebut, ternyata memang benar sebuah prasasti dan ada isi ceritanya dengan huruf Kawi.
"Sekarang proses membaca isi prasasti dan sementara baru terbaca angka tahunnya 784 saka, atau 862 masehi," katanya, seperti dikutip dari Antara, Senin (13/10).
Dia mengatakan sebagian isi prasasti zaman Mataram Kuno ini sudah aus. Isi prasasti belum tahu nanti bisa dikaitkan dengan periode tersebut.
Di Temanggung ada situs semasa seperti Pikatan, Gondosuli dan mungkin Liyangan juga masuk pada masa tersebut. "Apakah ada kaitan dengan Pikatan atau situs yang lain kita belum tahu. Kami berharap nanti bisa membaca isi prasasti sehingga akan tahu kaitannya dengan situs mana," katanya.
Ia menuturkan sementara tulisan prasasti disalin dengan cara apklat, yakni selembar kertas ditempelkan di atas tulisan prasasti kemudian diolesi tinta.
Dia menyebutkan ada beberapa cara membaca isi prasasti, yakni dibaca langsung dari prasastinya, membaca apklatnya, dan dibaca melalui hasil fotonya. "Prasasti tersebut terbuat bukan dari batu andesit, warnanya putih tetapi bukan batu kapur," katanya.
Anggota tim Balar Yogyakarta Agni Cesaria Muchtar mengatakan belum banyak yang bisa dibaca tulisan pada prasasti tersebut.
"Pada baris pertama seperti pada kebanyakan prasasti diawali dengan kalimat, seperti pada prasasti serupa diawali dengan kalimat 'wasti cakawarsa tita', artinya selamatlah tahun saka yang telah lewat," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono menyesalkan aksi perusuh yang memicu kebakaran sejumlah ruko, rumah dinas, juga kantor di Waena, Jayapura.
Baca SelengkapnyaTak hanya sekedar hiasan belaka, mahkota penari Gandrung Banyuwangi ini penuh filosofi.
Baca SelengkapnyaMisalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Hasto PDIP, Ganjar mampu menurunkan angka kemiskinan dengan sumber dana yang tidak sebanyak DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPasutri Ari Yulianto (37) dan Cahyani Trisnawati (35) mengayuh sepeda dari Yogyakarta ke Jakarta sambil mengampanyekan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Baca SelengkapnyaTempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.
Baca SelengkapnyaSang pendiri pondok pesantren terkenal cerdas sejak kecil
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji tak bisa berobat menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena kartunya terkena blokir.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan yang berujung pada kematian ini pun sudah dilaporkan pihak orang tua ke Polsek Lodoyo Timur.
Baca Selengkapnya