Merdeka.com - Amerika Serikat siap turun tangan membantu proses penyelidikan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. Pihak Ukraina dan Rusia masih saling tuding sebagai pelaku penembakan pesawat tersebut

"Amerika Serikat siap untuk mengerahkan bantuan darurat untuk mendukung investigasi internasional mana pun, termasuk dengan mengerahkan sumber daya dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika (NTSB) dan Biro Investigasi Federal (FBI)".

Demikian siaran pers Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest yang dirilis Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang diterima merdeka.com, Jumat (18/7).

Negeri Paman Sam juga meminta agar pihak-pihak yang tidak memiliki kepentingan tidak memasuki area jatuhnya pesawat. Ini harus dilakukan agar tidak menyulitkan proses penyelidikan.

"Agar barang bukti tidak diusik dengan cara apa pun dan semua barang bukti dan sisa-sisa reruntuhan penting yang ada di lokasi tidak diganggu," kata Josh.

Menurut Josh, investigasi internasional yang menyeluruh, kredibel, dan tanpa halangan sangat penting dilakukan. "Kami mendorong agar semua pihak yang terlibat Rusia, separatis pro-Rusia, dan Ukraina mengupayakan gencatan senjata secepat mungkin untuk memastikan akses yang aman dan terbuka ke lokasi jatuhnya MH17 bagi penyidik internasional serta memfasilitasi pencarian korban dan sisa-sisa pesawat," jelasnya.

Josh menambahkan, peran organisasi internasional – seperti PBB dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Ukraina sangat dibutuhkan. AS juga akan menghubungi negara-negara yang terkena dampak insiden ini dan mitra-mitra dalam organisasi-organisasi tersebut untuk menentukan langkah terbaik.

Kejadian ini bagi AS, lanjut Josh, semakin menegaskan betapa pentingnya Rusia segera mengambil langkah-langkah kongkret mengurangi ketegangan di Ukraina dan mengupayakan gencatan senjata.

"Meskipun pada saat ini informasi yang ada belum lengkap, dapat dipastikan bahwa insiden ini terjadi di tengah-tengah krisis di Ukraina yang dipicu oleh dukungan Rusia untuk kaum separatis, baik dalam bentuk senjata, perlengkapan, maupun pelatihan," tandasnya.