Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Alquran Kuno Kampung Bugis, Jejak Sejarah Islam di Pulau Dewata

Alquran Kuno Kampung Bugis, Jejak Sejarah Islam di Pulau Dewata Alquran kuno di Bali. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kampung Bugis yang berada di Pulau Serangan, Denpasar, Bali, membuka jejak sejarah peradaban Islam di Pulau Dewata. Ditandai dengan adanya Alquran kuno yang masih utuh tersimpan dan diwariskan kepada para generasi di perkampungan Islam Bugis. Alquran tersebut, tersimpan dalam sebuah kotak kayu berkaca yang dibalut dengan kain putih.

"Alquran tua itu, tulisan tangan, covernya dari kulit unta untuk panjangnya sekitar 40 cm lebarnya sekitar 20 cm. Kalau kertasnya, ada yang bilang pelepah pisang ada yang bilang kertas jati. Namun, pastinya saya belum tahu," kata Muhammad Syukur, Senin (20/5).

Muhammad Syukur (40) adalah generasi ke 5 yang mewarisi Alquran kuno tersebut dari kakeknya bernama Datuk Marjui dan diperkirakan Alquran kuno dibuat pada abad 17.

"Saya keturunan ke lima, yang punya itu Datok Marjui diwariskan dari datuknya. Alquran itu berasal dari Arab Saudi, diperkirakan Alquran itu dibuat abad ke 17," ujar Syukur.

Menurut Syukur, awal Alquran kuno berada di Kampung Bugis, karena dibawa oleh datuknya. Dahulu, Alquran tersebut selalu dipakai untuk tadarus atau membaca kitab suci Alquran secara bersama-sama khususnya dalam bulan Ramadhan.

"Karena kakek-kakek kita semua dari Sulawesi dan dari Sulawesi mereka bawa Alquran itu. Dulu setiap tadarus memakai Alquran itu orang tua kita," ujar Syukur.

Syukur juga menjelaskan, bahwa saat ini kondisi Alquran untuk surat-surat di dalamnya sudah tak utuh atau hilang dan banyak yang terlepas. Hingga, pada kemudian Alquran kuno tersebut disimpan dalam kotak agar terawat.

Kemudian, Alquran kuno tersebut sudah mulai disimpan karena juga ada bantuan dari Pemerintah memberikan Alquran yang baru.

"Kondisi Alquran surat-surat sudah banyak yang tercecer karena saking banyaknya orang ziarah untuk melihat. Jadi terlepas-lepas dan seminggu yang lalu sebelum Ramadan ada Dinas kebudayaan meninjau dan mereka menyusunnya kembali," kata Syukur.

Dari cerita Syukur, Alquran kuno tersebut juga pernah mau dibeli dan diminta untuk disimpan di sebuah museum di Jakarta. Namun, kakeknya tidak mau sehingga Alquran tersebut masih berada di Kampung Bugis. Selain itu, Alquran tersebut juga pernah diteliti oleh ahli dari Universitas Udayana, Bali.

"Sudah tiga kali dibawa ke Jakarta untuk dipamerkan atau disyiarkan dan juga pernah diteliti oleh seorang ahli. Kita ada keluarga di Denpasar yang aktif di MUI, beliau-lah yang membawa dan mempromosikan. Kemudian mau dimintai dan tidak dibolehkan oleh Datuk," ungkap Syukur.

Syukur juga menjelaskan, dari umur Alquran tersebut menandai bahwa peradaban Islam di Pulau Serangan sudah tua dan salah satu awal perkampungan muslim di Bali.

"Jadi dari umur Alquran itu, umur orang Islam di sini sudah tua. Jadi kita ini muslim Bali," jelasnya.

Syukur juga berharap kedepannya, akan membuat yayasan rumah tua. Karena kampus Bugis juga ada cagar budaya rumah panggung asli Bugis yang berada di tengah-tengah perkampungan Islam dan masih dalam kondisi terawat.

"Karena ada cagar budaya kemudian ada prasasti dan di dalamnya nanti ada Alquran. Nanti bisa ada tempat wisata religi. Intinya dengan ada Alquran itu ada nilai budaya di sini dan nilai-nilai Alquran di sini bisa membuat gemar membaca Alquran," harap Syukur.

"Kita itu dulu pernah jaya karena Alquran dan datuk-datuk kita itu kuat dengan ibadahnya. Semoga tempat ini menjadi wisata religi, itu lebih bagus untuk dikembangkan dengan adanya situs-situs tua di sini. Hingga, banyak wisatawan mengunjungi peradaban Islam tua dan beribadah dengan baik," ujar Syukur.

Tak sampai di situ, Syukur juga menceritakan awal terbentuknya perkampungan Islam Bugis di Pulau Serangan, dari kisah yang diketahuinya berawal dari 5 kelompok keluarga dari Bugis yang berlayar dari Sulawesi ke Pulau Serangan, Bali.

Konon, kedatangan mereka bertepatan dengan masa-masa sulit pendudukan kolonial Belanda (VOC) di Bali. Selain itu, warga Kampung Bugis juga ikut dalam perang Puputan Badung, Bali, yang terjadi pada kala itu.

"Memang kakek-kakek kita dahulu pelayar dari Sulawesi ke Bali, baik dalam perdagangan rempah-rempah dan pencari ikan. Karena di sebelah utara dahulu di Pulau Serangan memang ada Pelabuhan dan Dermaga besar," ujarnya.

"Kalau menurut sejarah yang saya dengarkan itu ada 5 kelompok keluarga dari Sulawesi dan (Islam) berkembang pesat di sini. Era VOC kita merantau ke sini, makannya kita ikut perang Puputan itu," sambung Syukur.

Berjalan waktu, perkembangan Islam pesat di Kampung Bugis Pulau Serangan. Sehingga, menjadi sebuah persaudaraan antara Islam dan Hindu yang nyata hingga hari ini. Saat ini, warga kampung Bugis kurang lebih ada 100 KK.

"Sehingga, peradaban di sini berkembang dan kita itu dekat dengan orang-orang Hindu di Bali sampai-sampai kita dekat dengan kerajaan Badung, Bali," ujar Syukur.

Syukur juga menceritakan, bahwa dahulunya perkampungan Islam Bugis itu adalah rumah-rumah panggung asli Bugis yang terbuat dari kayu. Namun, berkembangnya waktu beruban menjadi rumah gedung karena harga dan perawatan kayu yang mahal.

"Dulunya semua rumah panggung waktu saya masih kecil. Sekitar tahun 1992 dan 1993 itu sudah berubah. Karena, kayu itu mahal dan susah merawatnya dan akhirnya memilih gedung," ujarnya.

Selain peninggalan rumah panggung Bugis dan Alquran kuno, di Kampung Islam Bugis juga ada kuburan tua yang batu nisannya tertulis dengan huruf Arab serta Masjid tua bernama As-Syuhada, yang konon dibangun pada akhir abad ke-17, dan menyimpan jejak-jejak bersejarah Islam di Kampung Bugis.

Namun, lantaran kondisi masjid sudah tergerus usia, pembangunan serta renovasi pun dilakukan. Masjid As-Syuhada kini berdiri megah di tengah perkampungan.

Syukur juga tidak mengetahui pasti, Ulama yang pertamakali menyebar Islam terdahulu di Kampung Bugis. Namun, dari cerita datuknya ada seorang ulama dari yang dipanggil tuan guru dan menyebarkan ajaran Islam di Kampung Bugis.

"Karena menurut datuk yang menyebar Islam itu tuan guru yang menyebar Islam di sini," ujarnya.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui

Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui

Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.

Baca Selengkapnya
Manuskrip Kuno dari Abad ke-3 Ungkap Kata-Kata yang Hilang dari Kitab Injil

Manuskrip Kuno dari Abad ke-3 Ungkap Kata-Kata yang Hilang dari Kitab Injil

Setelah dianalisis, penemuan ini merupakan salah satu terjemahan Injil tertua yang berasal dari abad ke-3 dan ke-6.

Baca Selengkapnya
Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia

Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia

Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kapan Nuzulul Quran 2024? Catat Tanggalnya & Ketahui 5 Keistimewaan Membaca Al-Quran di Malam Istimewa

Kapan Nuzulul Quran 2024? Catat Tanggalnya & Ketahui 5 Keistimewaan Membaca Al-Quran di Malam Istimewa

Berikut tanggal Nuzulul Quran dan lima keistimewaan membaca Al-Quran di malam tersebut.

Baca Selengkapnya
Momen Seru Ganjar Blusukan di Banda Neira, Diberi Warga Buku Sejarah Karya Des Alwi hingga Diminta Turunkan Beras

Momen Seru Ganjar Blusukan di Banda Neira, Diberi Warga Buku Sejarah Karya Des Alwi hingga Diminta Turunkan Beras

Kedatangan Ganjar disambut antusias warga setempat.

Baca Selengkapnya
Kalender Kuno Berusia 2000 Tahun Ditemukan di Sebuah Makam Kuno, Begini Bentuknya

Kalender Kuno Berusia 2000 Tahun Ditemukan di Sebuah Makam Kuno, Begini Bentuknya

Penemuan terbaru telah terjadi di dunia arkeologi Tiongkok ketika para ahli menemukan slip tertulis pertama yang terkait dengan kalender kuno dalam makam kuno.

Baca Selengkapnya
Makam Kuno Berisi Kerangka Manusia Terkubur dengan Pedang 1,2 Meter, Ternyata Sosok Pria Perkasa

Makam Kuno Berisi Kerangka Manusia Terkubur dengan Pedang 1,2 Meter, Ternyata Sosok Pria Perkasa

Menurut para arkeolog, pria ini bukan orang sembarangan, tapi memiliki status sosial tinggi.

Baca Selengkapnya
Kisah Mengharukan Neti Hastuti, dapat Hidayah Bisa Menghafal Qur'an di Usia Senja

Kisah Mengharukan Neti Hastuti, dapat Hidayah Bisa Menghafal Qur'an di Usia Senja

Neti merasakan dapat karunia dan hidayah dari Allah SWT berupa kemampuan dan kesempatan untuk menghafal Alquran meski usianya sudah tak lagi muda.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.

Baca Selengkapnya