Alat Pelindung Diri Kurang, Petugas Kesehatan RS Rujukan Covid-19 Pakai Jas Hujan
Merdeka.com - Petugas kesehatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa menggunakan jas hujan sebagai pengganti alat pelindung diri (APD) standar yang hingga saat ini masih minim dimiliki, termasuk di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 daerah ini.
Bahkan di RSUD Cianjur, yang merupakan rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, petugas terpaksa menggunakan APD yang dibuat sendiri dari bahan yang bukan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena minimnya APD yang tersedia.
Diberitakan Antara di Cianjur, Rabu (1/4), dilaporkan bahwa sejumlah tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi IGD rumah sakit milik pemerintah tersebut hanya menggunakan APD dari bahan katun tebal yang dipesan masing-masing petugas untuk melindungi diri.
"Kalau di ruangan lain mungkin sudah lengkap, terutama di ruang isolasi khusus COVID-19. Namun, yang di IGD masih menggunakan bahan katun karena masih minimnya APD standar WHO," kata seorang petugas yang minta namanya tidak dicantumkan.
Ia berharap dinas terkait dan pemerintah daerah dapat menyediakan APD standar WHO untuk penanganan COVID-19, meskipun hingga saat ini Cianjur masih masuk dalam zona hijau corona.
"Kami juga manusia yang punya hati dan perasaan, harapan kami ada perhatian dengan tersedianya APD yang memenuhi standar. Saat ini masih banyak tim medis yang terpaksa pakai APD dari jas hujan," katanya.
Hal yang sama juga terlihat dipakai petugas medis yang melakukan pemeriksaan kesehatan di sejumlah perbatasan Cianjur dengan Kabupaten Bandung Barat, di mana mereka menggunakan APD dari jas hujan dan hanya sebagian kecil yang sudah menggunakan APD standar.
"Kami yang bertugas di perbatasan Bandung Barat-Cianjur ini, sebanyak 20 orang. Sebagian pakai APD standar yang lainnya terpaksa pakai jas hujan sekali pakai," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya.
Hingga saat ini, kata dia, Cianjur masih minim APD untuk dipakai tenaga kesehatan, termasuk alat pelindung wajah yang sebagian besar merupakan buatan tangan masing-masing tim yang akan bertugas.
Sejak jauh hari, Dinkes Cianjur telah memesan APD untuk stok bagi tenaga medis dan petugas. "Sudah dipesan dan masih menunggu kiriman, harapan kami ke depan stok APD terpenuhi," demikian Frida Laila Yahya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca SelengkapnyaManajemen rumah sakit sedang mengevakuasi seluruh pasien rawat inap yang terdata sebanyak 102 orang.
Baca SelengkapnyaPetugas KPPS yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa itu berjenis kelamin laki-laki dan usianya masih muda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas pemilu terdiri dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemilihan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS).
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaDia pun menjelaskan, di gerbang amunisi sudah tersedia alat pemadam kebakaran.
Baca SelengkapnyaKepada petugas yang sakit ini pihak KPU juga memberikan fasilitas pengobatan. Fasilitas ini berupa biaya pengobatan dan santunan.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSeorang lagi anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia, Sabtu (17/2).
Baca Selengkapnya