Alasan Khalifah Umar Larang Pejabat Berbisnis, Masih Relevan Setelah 1.300 Tahun
Merdeka.com - Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Dinasti Umayyah dikenal karena kejujuran dan kesederhanaannya. Dia seorang yang zuhud dan dikenal sebagai salah satu contoh pemimpin terbaik dalam sejarah peradaban islam.
Saat dilantik menjadi Khalifah tahun 717, Umar bin Abdul Azis baru berusia 37 tahun. Usia yang masih sangat muda mengingat wilayah kekuasaan Bani Umayyah sangat luas kala itu.
Reformasi di berbagai bidang segera dijalankan oleh Umar. ketika dilantik sebagai Khalifah, dia menjual seluruh kekayaannya dan disumbangkan ke Baitul Mal. Dia juga mengembalikan tanah rakyat yang dulu dirampas oleh pemerintah tanpa sebab. Umar memotong gajinya sendiri, sehingga lebih rendah dari kebanyakan masyarakat di negerinya itu.
Dia juga menjalankan reformasi di bidang ekonomi, pertanian dan hukum. Menggaji hakim di atas profesi lain agar bersikap adil, dan melarang keras suap. Pejabat tak lagi memiliki kekuasaan mutlak untuk merampas atau menghukum rakyat jelata.
Khalifah Umar bin Abdul Azis pun mengeluarkan kebijakan agar para pejabat dilarang berdagang dan berbisnis. Dia menulis surat menegaskan aturan tersebut. Sang Khalifah takut bisnis dan jabatan akan bercampur baur.
Kisah ini disarikan dari buku 10 Kunci Rezeki ala Sahabat Rasulullah yang ditulis Fauziah Rachmawati dan diterbitkan Qibla, PT Bhuwana Ilmu Populer (BIP) tahun 2015.
"Seorang Imam (pemimpin Negara) tidak pantas untuk berdagang. Begitu pula tidak halal bagi seorang gubernur untuk berdagang di dalam wilayah kekuasannya. Karena seorang Amir bila dia berdagang, dia akan mudah melakukan monopoli dan membenarkan perbuatan yang merusak negara. Sekalipun dia berusaha keras untuk tidak berbuat demikian."
Walau sudah berlalu lebih dari 1.300 tahun, rasanya alasan itu masih relevan hingga hari ini. Di belahan dunia mana pun.
Rakyat Hidup Sejahtera
Kepemimpinan Umar bin Abdul Azis tak lama. Namun kurang dari tiga tahun itu, berhasil menorehkan kesejahteraan untuk rakyatnya.
Yahya Ibnu Said yang diutus ke Afrika Utara untuk membagikan zakat, menulis tak ada orang miskin di kawasan tersebut . Dia pun bingung pada siapa zakat ini diserahkan.
Afrika Utara saat itu adalah wilayah yang sangat jauh dari pusat kekuasaan Sang Khalifah di Damaskus. Namun kesejahteraan tetap dirasakan di sana.
Uang itu kemudian digunakan Yahya untuk memerdekakan beberapa orang hamba sahaya di sana.
Kesederhanaan Sang Pemimpin
Di pusat kekuasaan, Khalifah Umar bin Abdul Azis dan keluarganya hidup sangat sederhana. Dia menolak tinggal di istana dan memilih tinggal di rumahnya yang sederhana.
Dalam buku Sejarah Daulah Umawiyah dan Abbasiyah yang diterbitkan oleh penerbit Ummul Quro Jakarta tahun 2016 dituliskan saat itu Sang Khalifah cuma punya sehelai baju yang sederhana. Dicucinya setiap hari Jumat sehingga kadang belum sepenuhnya kering.
Ada cerita lain. Suatu hari Sang Khalifah ingin makan anggur. Lalu dia bertanya pada istrinya, Fatimah, apa masih punya uang dirham? Dijawab tidak.
"Apa kita masih punya uang tembaga?" lanjut Sang Khalifah. Uang tembaga nilainya kira-kira seperdelapan dirham.
Ternyata sekadar uang tembaga atau uang receh pun tak ada. Lalu sang istri bertanya pada Khalifah Umar.
"Engkau adalah Amirul Mukminin, tapi tak ada uang untuk membeli anggur?" katanya.
Jawaban Sang Khalifah penuh hikmah. "Perkara ini lebih ringan daripada kelak kita nanti menghadapi belenggu di neraka jahanam."
Tidak satu sen pun dia mau mengambil uang kas negara untuk kepentingan pribadi. Semoga kisah ini bisa menginspirasi para pemimpin.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Jin Azazil, Malaikat yang Dikutuk dan Jadi Musuh Manusia
Kisah Azazil/Iblis memainkan peran sentral dalam kejatuhan Adam dan Hawa, mengubah takdir dari surga ke bumi.
Baca SelengkapnyaKalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak
Kalimat tertua di dunia yang ditulis menggunakan abjad pertama berhasil ditemukan pada sebuah sisir yang terbuat dari gading binatang.
Baca SelengkapnyaNabi Ulul Azmi dan Mukjizatnya, Teladan Kesabaran dan Ketabahan
Nabi yang diberi gelar ulul azmi adalah nabi yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan agama Islam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bacaan Kalimat Tahlil dan Artinya, Perlu Diamalkan Umat Muslim
Membaca kalimat tahlil mengingatkan setiap Muslim akan prinsip dasar iman mereka.
Baca SelengkapnyaSilaturahmi ke 18 Pesantren di Medan, Mahfud: Berpolitik adalah Satu Tugas Mulia
Kedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.
Baca SelengkapnyaKenapa Februari Hanya Sampai 29? Begini Sejarah dan Penjelasannya
Alasan mengapa bulan Februari lebih pendek dibandingkan bulan-bulan lainnya adalah karena sejarah cara mengukur dan membagi tahun.
Baca SelengkapnyaSejarah Perang Badar: Penyebab, Tokoh yang Terlibat dan Dampaknya
Perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624 M) di kota Badar.
Baca SelengkapnyaAl Kafirun Artinya Orang-orang Kafir, Berikut Kandungan dan Keutamaannya
Surat Al-Kafirun mengajarkan umat Islam untuk tetap teguh dalam keyakinan mereka dan tidak terpengaruh oleh tekanan atau ancaman dari pihak lain.
Baca SelengkapnyaHari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan
Setiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.
Baca Selengkapnya