Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Akui salah beri info, penjemput eks Ketum Demokrat minta maaf

Akui salah beri info, penjemput eks Ketum Demokrat minta maaf merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Sri Mulyono, orang yang bertugas menjemput mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Prof. Subur Budhisantoso, menyatakan permohonan maafnya kepada semua pihak terkait kekeliruan informasi dia berikan kepada Muhammad Rahmad selaku moderator Dialog Pergerakan Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Pasalnya informasi 'dijemputnya' Prof. Subur oleh anggota Badan Intelejen Negara (BIN) disampaikan oleh Muhammad dalam acara diskusi itu membuat kegemparan.

"Atas informasi yang kurang tepat itulah, saya meminta maaf kepada saudara Muhammad Rahmad, kepada Prof. Subur, dan pihak-pihak yang merasa dirugikan atas perkembangan pemberitaan masalah ini. Termasuk BIN," kata Mulyono di hadapan awak media di Pendopo PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (20/10).

Namun, Mulyono mengaku kabar soal keberadaan Prof. Subur yang saat itu sedang berada kantor BIN kepada Rahmad sebenarnya didapatkan dari Prof. Subur sendiri. Saat itu, lanjut Mulyono, informasi yang dia terima adalah Prof. Subur berada di BIN untuk melakukan pertemuan dengan Kepala BIN. Tetapi, saat dikonfirmasi ternyata Prof. Subur tidak dijemput staf BIN, melainkan datang sendiri.

"Ternyata beliau (SBS) tidak dijemput staf BIN, tidak sebagaimana informasi yang saya dapatkan awalnya dari ajudan beliau," kata Mulyono.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Sulit Terobos 'Kandang Banteng'?

Anies Sulit Terobos 'Kandang Banteng'?

Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, ada dua hal yang membuat AMIN tidak melakukan kampanye di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc

Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc

Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Kita Mohon Pak Jokowi Akhiri Jabatan dengan Netral

Cak Imin: Kita Mohon Pak Jokowi Akhiri Jabatan dengan Netral

Menurut Cak Imin, ketidaknetralan dalam Pemilu akan merusak demokrasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Roy Suryo Kembali Dilaporkan ke Bareskrim Buntut Tudingan Gibran Pakai Alat Bantu saat Debat

Roy Suryo Kembali Dilaporkan ke Bareskrim Buntut Tudingan Gibran Pakai Alat Bantu saat Debat

Muannas yang juga calon anggota legislatif PSI itu mengaku khawatir masyarakat atas pernyataan Mantan Menteri Olahraga tersebut.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Minta Pendukung AMIN Tunggu Sampai Perhitungan Suara: Ancaman Kecurangan Makin Nyata

Cak Imin Minta Pendukung AMIN Tunggu Sampai Perhitungan Suara: Ancaman Kecurangan Makin Nyata

Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mendapat informasi bahwa ada rencana untuk merusak surat-surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Saya Sudah Buktikan Komitmen pada Demokrasi, Dulu Dituduh Kudeta Tapi Tidak Dilakukan

Prabowo: Saya Sudah Buktikan Komitmen pada Demokrasi, Dulu Dituduh Kudeta Tapi Tidak Dilakukan

Prabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Kritik Guru Besar Jadi Peringatan untuk Pemerintahan Jokowi

Cak Imin: Kritik Guru Besar Jadi Peringatan untuk Pemerintahan Jokowi

Menurut Cak Imin, suara para guru besar dari pelbagai perguruan tinggi di tanah air menjadi peringatan bagi semua elemen bangsa.

Baca Selengkapnya
Turun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa

Turun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa

SBY juga mengajak masyarakat mencoblos Partai Demokrat. Sebab menurutnya, Demokrat adalah partai yang selama ini selalu berpihak dan memperjuangkan hak rakyat.

Baca Selengkapnya