Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya resmi mengumumkan Menteri ESDM Jero Wacik sebagai tersangka, dalam kasus dugaan tindak pidana pemerasan di Kementerian ESDM, Rabu (3/9) kemarin. Usai ditetapkan sebagai tersangka, Jero mengatakan akan mengikuti proses hukum terkait statusnya sebagai tersangka dan berjanji tidak akan kabur.

"Saya akan tetap berada di Indonesia mengikuti seluruh proses hukum yang berjalan," ucap Jero di Kantor Kementerian ESDM.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, ditetapkannya Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat ini karena terbukti memeras demi memenuhi kebutuhan operasionalnya sebagai menteri. Bambang mencontohkan, beberapa hal yang diminta Jero misalnya peningkatan atau pendapatan 'kick back' dari pengadaan.

"Dana untuk operasional menteri yang besar. Untuk mendapat dana yang lebih besar dari yang dianggarkan, dimintalah dilakukan beberapa hal kepada orang di kementerian hal itu," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

Bambang mengatakan dana yang didapat itu diduga dari penyalahgunaan kewenangan Jero sebagai menteri. "Jumlahnya sekitar Rp 9,9 miliar," kata Bambang.

Ditetapkannya Jero sebagai tersangka, menjadi tambahan catatan buruk bagi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, sudah tiga menteri aktif di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II yang ditetapkan jadi tersangka. Jero juga akan mengundurkan diri pada masa akhirnya jabatannya pada 1 Oktober 2014 mendatang karena akan dilantik sebagai Anggota DPR.

Berikut aksi-aksi Jero Wacik sebelum jadi tersangka KPK:

Jero Wacik sidak ke SPBU

Menipisnya persediaan BBM jenis premium membuat menteri ESDM Jero Wacik turun ke lapangan. Politikus partai Demokrat ini pun melakukan sidak di beberapa SPBU di kawasan Jakarta Pusat, untuk mengecek normalisasi pasokan bahan bakar minyak bersubsidi dan non subsidi.Jero yang mengenakan kemeja putih dan berdasi biru ini pun, mengecek sejumlah persiapan yang ada di SPBU. Terkadang pria lulusan ITB ini juga menyapa masyarakat yang menggunakan kendaraannya dan bertanya soal adanya kelangkaan BBM di SPBU di Jakarta."Di DKI ada isu SPBU pada tutup, setelah sidak saya tegasnya di DKI aman dan isu itu tidak benar," kata Jero.

Cek kelangkaan BBM, Jero Wacik jadi petugas SPBU

Menteri ESDM Jero Wacik melakukan pengecekan kuota BBM di SPBU Jalan Abdul Muis, Gambir, Jakarta Pusat. Dalam sidang tersebut, Jero sempat berperan sebagai petugas SPBU.Pantauan merdeka.com, Rabu (27/8), Jero yang berpakaian kemeja putih dan topi hitam membantu konsumen mengisi bahan bakar. Jero juga menyapa konsumen yang hendak isi bahan bakar."Stok aman ya Pak," kata Jero.Jero mengatakan inspeksi tersebut dirinya ingin mengecek kondisi stok BBM dan antrean. Menurutnya, dirinya mendapat laporan terjadi antrean di sejumlah SPBU dan banyak yang tutup karena kehabisan stok."Di DKI aman dan isu itu tidak benar," katanya.

Jero Wacik klaim mati-matian jalankan pesan SBY

Menjelang akhir masa jabatannya sebagai Menteri ESDM, Jero Wacik mengaku masih ingat pesan SBY saat pelantikannya."Saya sampai sekarang masih ingat ada 4 pesan Presiden waktu dilantik. Pertama adalah pro pertumbuhan. Ini bagaimana menumbuhkan ekonomi. Jadi kita menteri mati-matian memajukan sektor masing masing. Saya dulu di Kemenparekraf," cerita Jero.Pesan kedua SBY adalah pro job atau menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran. Jero mengaku telah bekerja keras dalam mewujudkan ini."Ketiga itu pro poor. Bagaimana kita mengurangi kemiskinan. Di daerah transmigrasi banyak kemiskinan. Harus dikurangi kemiskinannya itu. Mereka harus sejahtera," tegasnya.Pesan SBY keempat adalah pro environment atau menjaga lingkungan hidup. Jero Wacik lagi-lagi mengklaim sudah bekerja keras menjaga lingkungan dari ancaman kerusakan. "Terakhir itu pro environment, kita harus jaga lingkungan hidup," tutupnya.

Jero Wacik Bela SBY soal kelangkaan BBM

Untuk kesekian kalinya, Menteri ESDM Jero Wacik membela SBY. Dia kembali menyentil kebiasaan orang kaya Indonesia boros menggunakan BBM."Anak bawa mobil, ibunya bawa mobil, bapaknya bawa mobil. Padahal satu tujuan mau ke mal misalnya. Satu satu bawa mobil bagaimana mau hemat," ucap Jero dalam acara Penganugerahan Penghargaan Energi Ke-4 Tahun 2014 di Balai Kartini, Jakarta, Senin (18/8).Jero Wacik menyayangkan perilaku kalangan kelas atas yang tidak bisa berhemat menggunakan BBM hingga berpotensi membuat kuota BBM habis. Kalau sudah seperti itu, kata Jero Wacik, pemerintah menjadi sasaran."Nanti kuota habis disalahkan SBY. Hemat energi yang menjadi salah satu agenda dalam catur energi kita," tegasnya.Tidak hanya dalam konsumsi BBM, Jero Wacik juga meminta masyarakat hemat dalam konsumsi listrik. "Matikan TV kalau tidak ditonton. Jangan tinggalkan rumah dengan AC menyala," tutupnya.

Narsis depan kamera

Menteri ESDM Jero Wacik dikenal narsis di kalangan wartawan. Apalagi, jika di antara media ada wartawan TV, Jero justru mendahulukan wartawan TV dibandingkan media cetak maupun online.Salah satu wartawan yang bertugas di Istana Presiden, Yulistio menceritakan, kenarsisan Jero Wacik terlihat saat acara pelantikan, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, di Istana Negara 16 Januari 2013 silam. Jero yang hendak ditanya seputar acara pelantikan, justru menunggu para media televisi yang sedang mewawancarai Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini."Baru didekati, Jero seakan-akan menolak diwawancara, dia bilang 'tunggu tv selesai dulu' sembari melirik ke arah Rudi yang sedang diwawancara. Pas Rudi selesai wawancara dia minta diwawancara deh," kata Yulistio.Dia mengatakan, ulah Jero pun tidak hanya sampai di situ. Saat reporter salah satu televisi mulai mewawancarai dirinya, Jero justru meminta kameramen agar mengambil sudut pandang berlatar belakang gambar SBY, yang berada di salah satu tiang penyangga Istana Negara."Meski geram dengan tingkahnya, tapi apa mau dikata, dia memang sosok paling 'nyentrik'. Sejak itu, Jero menjadi bahan pergunjingan di antara wartawan Istana. Setidaknya, dia dijuluki 'Menteri Ternarsis'," tandasnya.