Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ajak Jepang Berinvestasi di Natuna Sinyal Pemerintah Tak Mau Didikte China

Ajak Jepang Berinvestasi di Natuna Sinyal Pemerintah Tak Mau Didikte China Joko Widodo. ©Liputan6.com/Hanz Salim

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak pelaku usaha Jepang berinvestasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, usai bertemu Menlu Jepang Motegi Toshimitsu dan rombongan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/1) kemarin. Ajakan pelaku usaha negeri sakura berinvestasi itu dinilai bentuk pemerintah perkuat posisi dari tekanan China.

"Upaya Presiden Jokowi ini memberikan semacam keseimbangan untuk sinyal kepada Tiongkok bahwa kita tidak mau didikte Tiongkok," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam diskusi di Jakarta Pusat, Minggu, (12/1).

Menurut Djayadi, kehadiran Jepang nantinya memberi sinyal posisi pemerintah Indonesia kepada China yang belakangan terlihat melintas zona ekonomi eksklusif Indonesia di kawasan Natuna.

Tak hanya Jepang, perusahaan baru asal Amerika Serikat (AS), Development Finance Corporation (DFC) pun tertarik berinvestasi di Indonesia. Perusahaan tersebut akan masuk ke sektor pariwisata dan infrastruktur.

"Karena Indonesia memiliki kawan yang juga menjadi kekuatan besar dunia seperti AS dan Jepang, itu satu sinyal kepada China agar tak melakukan intimidasi di Natuna," kata Djayadi.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak pelaku usaha Jepang melalui Menlu Jepang Motegi Toshimitsu melakukan investasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Ajakan tersebut berlangsung di Istana Merdeka Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020. Saat itu, Presiden menawarkan investasi pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) tahap kedua di Natuna.

Kemudian, ajakan investasi senada juga muncul dari Amerika Serikat lewat International Development Finance Corporation (IDFC). AS menyatakan tertarik mengucurkan investasi pengelolaan dana abadi dengan nilai mencapai miliaran dolar AS ke Indonesia.

Djayadi mengatakan bila strategi diplomasi Presiden Jokowi memperkuat Kawasan Natuna dengan investasi negara super power seperti AS dan Jepang berhasil, maka langkah ini diyakini bisa mengurangi tekanan China di kawasan tersebut.

"Jadi dengan mengajak mereka investasi di Natuna itu langkah diplomasi yang baik menurut saya dengan menyeimbangkan kekuatan karena perang bukan opsi karena perang merugikan semua pihak," kata Djayadi.

Reporter: Muhammad Radityo Priyasmono

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Bertemu Presiden JAPINDA, Jokowi Apresiasi Bantuan Promosi Kerja Sama Ekonomi

Bertemu Presiden JAPINDA, Jokowi Apresiasi Bantuan Promosi Kerja Sama Ekonomi

Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Lobi Jepang untuk Berinvestasi di IKN Nusantara

Presiden Jokowi Lobi Jepang untuk Berinvestasi di IKN Nusantara

Dalam pertemuan dengan PM Kishida, Presiden Jokowi menyatakan akan mendorong agar investor maupun pemerintah Jepang berinvestasi di proyek IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif

Jokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif

Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun

Patut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun

Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.

Baca Selengkapnya