Ahli Mikrobiologi: Jangan Kaget Masih Bisa Terpapar Covid-19 Meski Sudah Divaksinasi
Merdeka.com - Hasil uji klinis yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap vaksin Sinovac direspons positif ahli Mikrobiologi Universitas Sriwijaya Palembang Profesor Yuwono. Hanya saja, masih besar kemungkinan orang terpapar meski sudah divaksin.
Yuwono menyebut keampuhan vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen berbeda dengan hasil uji klinis terhadap vaksin yang sama di beberapa negara. Seperti di Brazil mendapatkan keampuhan sebesar 91,25 persen dan Turki 78 persen.
"Versi BPOM keampuhan vaksin Sinovac di angka 65,3 persen. Dan saya pikir sudah boleh digunakan sesuai standar World Health Organization (WHO) harus di atas 50 persen," ungkap Yuwono, Selasa (12/1).
Dengan keampuhan tersebut, kata dia, orang yang sudah divaksin kemungkinan masih dapat tertular virus corona. Asumsinya dari 100 orang yang divaksin, 35 orang diantaranya masih rentan terpapar.
"Jangan kaget jika masih bisa terpapar walaupun sudah divaksin karena keampuhannya 65,3 persen," ujarnya.
Yuwono menjelaskan, tingkat keampuhan suatu vaksin diukur dari keamanan, imunogenisitas yang dihasilkan mampu memicu antibodi berkisar 90 persen usai disuntik, dan afeksi keampuhan itu sendiri.
"Artinya orang tidak akan mengalami gejala berat setelah divaksin," kata dia.
Karena itu, pemerintah segera mensosialisasikan izin Emergency use authorization (EUA) atau otorisasi penggunaan darurat dari BPOM kepada maayarakat. Pemberian vaksin tidak boleh sembarangan atau vaksin hanya diberikan kepada orang yang belum pernah terpapar Covid-19.
"Orang yang sudah terjangkit tidak lagi masuk prioritas untuk divaksin karena di dalam tubuhnya sudah terdapat antibodi spesifik. Orang-orang yang mau divaksin harus benar-benar secara clear," terangnya.
Yuwono sendiri masih mempertimbangkan pemberian vaksin Sinovac di Rumah Sakit Pusri Palembang yang dipimpinnya. Namun secara pribadi karena berstatus sebagai dokter, dia menyatakan siap divaksinasi pada tahap pertama.
"Sekarang tinggal tergantung prioritas dan pemberitahuan pemerintah ke saya untuk divaksinasi," pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaViral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya