Abraham Samad: Kita butuh pemimpin 'gila' seperti Jokowi
Merdeka.com - Ketua KPK Abraham Samad menilai Indonesia butuh pemimpin 'gila' yang dekat dengan rakyatnya, memikirkan kesejahteraan rakyatnya, dan memimpin dengan hati atau berkarakter (satu dalam kata dan perbuatan). Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam kategori pemimpin yang 'gila'.
"Kita mempunyai 50 persen lebih dari 500-an pemimpin (kepala daerah) yang menjadi 'pasien' KPK, karena itu kita perlu pemimpin 'gila' yang aneh untuk ukuran Indonesia saat ini," kata Abraham di hadapan ribuan peserta Kongres Pelajar Nusantara di Surabaya, Senin (10/11) dilansir antara.
Dalam kongres yang digagas Organisasi Pemimpin OSIS se-Surabaya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya itu, Abraham menjelaskan, pemimpin 'gila' itu pemimpin yang tidak ada jarak dengan rakyatnya.
"Pejabat sekarang cenderung menjaga jarak atau sulit bertemu dengan rakyat yang dipimpinnya sendiri, tapi kita mempunya pemimpin 'gila' seperti Jokowi (Presiden Joko Widodo), Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini), dan semacamnya," kata dia.
Menurut dia, pemimpin 'gila' juga selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya, bahkan pemimpin 'gila' itu tidak akan hidup mewah bila rakyatnya belum sejahtera. "Pemimpin 'gila' juga selalu mewujudkan kata dalam perbuatan," katanya.
Ditanya seorang pelajar dari Kalimantan tentang adanya pemimpin yang korup tapi bisa terpilih lagi dalam Pilkada langsung, dia mengatakan hal itu terjadi karena perilaku korup di Indonesia sudah dianggap perbuatan yang biasa.
"Tapi, adik-adik jangan meniru pemimpin seperti itu, karena kalau pemimpin korup dipilih terus, saya jamin rakyat tidak akan pernah sejahtera, karena kesejahteraan rakyat hanya ada dalam sumpah, tapi tidak ada dalam perbuatan," katanya.
Oleh karena itu, KPK saat ini memperluas perhatian dari penindakan kasus korupsi menuju pencegahan kasus-kasus korupsi. "Caranya, kita lakukan perbaikan sistem dan pendidikan antikorupsi mulai dari PAUD dengan dongeng hingga universitas," katanya.
Dalam kesempatan itu, Abraham Samad menyebut sembilan nilai-nilai antikorupsi yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.
"Karena itu, kalau adik-adik masih suka menyontek atau berbohong, maka hal itu harus diakhiri, karena kalau diteruskan akan bisa menumbuhkan perilaku koruptif," katanya dalam kongres yang juga dihadiri 'guru bangsa' Buya Syafi'i itu.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.
Baca SelengkapnyaKata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan tak bisa disogok.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya