Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

80 Persen Orangutan Kaltim Tinggal di Luar Area Konservasi, 1 Mati Jadi Sorotan Dunia

80 Persen Orangutan Kaltim Tinggal di Luar Area Konservasi, 1 Mati Jadi Sorotan Dunia Orangutan dilepasliarkan ke hutan TNBBR. ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi

Merdeka.com - Satwa Orangutan Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio), kian terjepit aktivitas tambang batubara hingga kebun sawit, lantaran sebagian besar hidup di luar areal konservasi. Kondisi itu riskan bagi populasi orangutan. Sebab, kematian 1 orangutan akibat konflik, bisa jadi sorotan dunia internasional.

"Saat ini, 70 hingga 80 persen, habitat orangutan berada di luar area konservasi. Tersebar ada di HPH, kebun sawit dan pertambangan di Kaltim," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Sunandar Trigunajasa, usai jadi pembicara pada seminar "Diseminasi Kehidupan Orangutan di Multi Fungsi Landskap", yang digelar di Samarinda, Selasa (29/1).

Habitat Orangutan, tersebar di sejumlah wilayah di kabupaten Kutai Timur, Bontang, Kutai Kartanegara, hingga sebagian Berau. "Dukungan stake holder, jadi sangat penting untuk perlindungan orangutan. Karena, kematian 1 orangutan saja akibat konflik orangutan dengan perusahaan, dan masyarakat, itu jadi isu nasional bahkan internasional," ujar Sunandar.

Diterangkan Sunandar, pada areal perusahaan sawit, kehutanan dan pertambangan yang di dalamnya terdapat habitat Orangutan, perlahan mulai berkomitmen untuk melindungi satwa yang masuk kategori sangat terancam punah itu.

"Misal perusahaan sawit. Sekarang, sudah banyak tekanan dari RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System), untuk ikut mengelola satwa liar terutama orangutan, agar tidak sampai terzalimi," sebut Sunandar.

"Jejaring ragam organisasi pemerhati orangutan, sangat membantu. Beberapa perusahaan, juga dilatih jadi satgas konflik Orangutan. Kalau evakuasi, tetap mesti koordinasi dengan BKSDA," tegasnya.

Masih dijelaskan Sunandar, sepanjang 2018 kemarin, BKSDA Kaltim, mencatat sedikitnya ada 15 laporan terjadinya konflik Orangutan. "Terbanyak laporan dari masyarakat, soal kebun mereka dimasuki Orangutan, karena sumber pakan mereka di hutan sudah tidak ada," terang Sunandar.

Sementara, akademisi sekaligus peneliti Orangutan dari Ecology and Conservation Center for Tropical Studies DR Yaya Rayadin juga menerangkan, saat ini sudah ada sekitar 600 satgas Orangutan dari berbagai perusahaan.

"Para perusahaan ini ketika dikasih konsesi, harus menangani dan melindungi Orangutan. Di level manajemen atas, harus komitmen untuk perlindungan satwa. Sebab, di level lapangan, berat untuk dilaksanakan. Maka, komitmen itu diwujudkan melalui satgas yang bertugas untuk proses evakuasi dan translokasi, kalau menemukan Orangutan di dalam areal perusahaan," demikian Yaya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Fakta Sosok Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Indonesia, Tamatan SMP yang Pernah Jadi Sopir Angkot

Fakta Sosok Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Indonesia, Tamatan SMP yang Pernah Jadi Sopir Angkot

Prajogo Pangestu diketahui memiliki kekayaan sekitar Rp862,8 triliun. Harta kekayaannya melebihi Bos Djarum.

Baca Selengkapnya
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Korban Kecelakaan Odong-Odong di Batang Meninggal Dunia, Sopir Truk Jadi Tersangka

Korban Kecelakaan Odong-Odong di Batang Meninggal Dunia, Sopir Truk Jadi Tersangka

Buntut tabrak odong-odong hingga satu orang meninggal, sopir truk warga Purwakarta ditetapkan tersangka.

Baca Selengkapnya
Asal-usul Orang Kincai, Konon Jadi Penghuni Pertama dan Tertua di Pulau Sumatra

Asal-usul Orang Kincai, Konon Jadi Penghuni Pertama dan Tertua di Pulau Sumatra

Kelompok etnis pribumi Pulau Sumatera ini mendiami di sekitar kaki Gunung Kerinci yang sudah hidup sejak ribuan tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya
Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda

Sejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda

Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas.

Baca Selengkapnya
5 Hal yang Belum Diketahui Banyak Orang tentang Stasiun Luar Angkasa, Ada Aktivitas yang Menjijikan

5 Hal yang Belum Diketahui Banyak Orang tentang Stasiun Luar Angkasa, Ada Aktivitas yang Menjijikan

Berikut ini adalah hal-hal yang belum pernah diketahui orang tentang ISS.

Baca Selengkapnya
Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, Total 25 Meninggal dan 4 Dalam Pencarian

Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, Total 25 Meninggal dan 4 Dalam Pencarian

Total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, 79 Orang Tewas & 84 Luka-Luka Akibat Ulah Keji KKB

Sepanjang 2023, 79 Orang Tewas & 84 Luka-Luka Akibat Ulah Keji KKB

Untuk lokasi aksi KKB mayoritas terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, dan Pegunungan Bintang.

Baca Selengkapnya