Merdeka.com - Sejumlah korban dugaan penipuan Akumobil melapor ke polisi. Mereka menggandeng Sunan Kalijaga sebagai kuasa hukum. Laporan dari korban bersama Sunan Kalijaga ini adalah laporan ke 13 yang diterima oleh kepolisian selama dua pekan terakhir. Sebagian di antaranya sudah diproses.

Sunan Kalijaga mendampingi 80 orang konsumen PT Aku Digital Indonesia (Akumobil). Jumlah konsumen dia prediksi akan terus bertambah. Pola laporan secara terpisah memang harus dilakukan agar hukuman bagi tersangka makin berat.

"Yang saya inginkan bukan satu LP ramai-ramai. Lagipula dari sisi pidana ramai-ramai satu LP dia jalannya akan satu hukuman. Tapi kalau ramai-ramai melaporkan mungkin bisa tua di penjara nanti," ucap dia di Mapolrestabes Bandung, Jumat (8/11).

Para korban yang didampinginya menuntut pihak perusahaan mengembalikan uang yang sudah disetorkan atau pihak perusahaan menyerahkan unit mobil yang dijanjikan.

Berdasarkan analisanya, ia menduga otak dari praktik penipuan jual beli kendaraan murah ini lebih dari satu orang. "Ini tidak tunggal. Analisa saya dari kacamata hukum ada dugaan penipuan dan penggelapan," pungkasnya.

Cara Kerja Akumobil

Akumobil adalah dealer mobil digital yang menyediakan semua merek mobil dengan beragam kemudahan. Cukup dengan akses Akumobil.id, maka customer bisa mendapatkan layanan untuk mobil baru, mobil bekas dan tukar tambah cukup dari rumah, dengan cara pembelian tunai dan kredit.

Dalam menjaring konsumen, pihak perusahaan menawarkan program jual beli kendaraan dengan harga murah. Beberapa merk mobil seperti Toyota Calya, Sigra, Agya hingga Honda Brio dibanderol seharga Rp50 juta hingga Rp70 juta.

Para pembeli ini berhasil diyakinkan karena promosi dalam program Flash Sale Akumobil diselenggarakan secara meyakinkan di mall besar. Salah satunya pernah diselenggarakan di Atrium Utama Trans Studio Mall, Festival Citilink dan diekspose media.

"(Data sementara) Korban untuk mobil ada 1.342 (orang). Untuk yang motor ada 408 konsumen," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai.