Merdeka.com - Jumlah pemudik yang melintasi Kota Solo selama H-7 sampai H+7 Lebaran mencapai sekitar 8 juta orang. Meski lalu lintas sangat padat, tak ada kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban hingga meninggal dunia. Lantaran para pemudik mematuhi batas kecepatan yang ditentukan dinas terkait, yakni tak lebih dari 50 km/jam.

"Angka kecelakaan lalu lintas (laka lalin) yang menyebabkan korban meninggal dunia (MD) nol persen," ujar Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Surakarta Yosca Herman Soedrajat kepada wartawan, Kamis (7/8).

Herman mengatakan saat arus mudik dan balik kecepatan kendaraan pemudik yang memasuki Kota Solo tak lebih dari 50 km/jam. Bahkan pada ruas-ruas tertentu kendaraan hanya berjalan antara 10-30 km/jam. Kondisi tersebut bisa membuat kecelakaan lalin diminimalisir.

"Berdasarkan pengamatan melalui kamera tersembunyi (CCTV) yang dipantau dari CC Room, tak ada laporan kejadian laka yang menonjol hingga menyebabkan korban meninggal dunia," katanya.

Menurut Herman, data itu diperkuat dengan tidak adanya laporan warga, instansi terkait soal laka yang menonjol. Padahal sebelumnya (2013) laporan kejadian laka selalu dilaporkan kepada baik melalui pesan singkat, laporan di facebook (FB) atau saluran informasi lainnya.

"Pembatasan tingkat kecepatan kendaraan sangat membantu petugas dalam pengaturan lalin. Dipasangnya rambu-rambu lalin seperti rambu batas kecepatan, pemasangan barikade, pembatas jalan amat membantu meredam kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi," pungkasnya.