Merdeka.com - Dalam kurun waktu 2014-2015 lalu, enam warga yang tinggal di daerah terpencil Kalimantan Utara (Kaltara) dan berbatasan dengan Malaysia, dilaporkan meninggal dunia karena sakit yang diderita. Penyebabnya, mereka tidak bisa dirujuk ke rumah sakit representatif lantaran ketiadaan pesawat.

Informasi diperoleh merdeka.com, keenam warga tersebut 2 orang berasal dari Apau Kayan Kabupaten Malinau Kalimantan Utara dan 3 orang lain bertempat tinggal di Krayan Induk dan Krayan Selatan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Mereka menderita sakit dan harus dirujuk namun urung lantaran ketiadaan maskapai penerbangan. Kawasan itu sendiri merupakan kawasan terisolir dari jalur air dan darat, dan hanya bisa dijangkau menggunakan pesawat perintis.

Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Utara Triyono Budi Sasongko tidak menampik informasi itu. Menjangkau Krayan dan Apau Kayan, kata dia, satu-satunya cara menggunakan transportasi udara.

"Sebenarnya ada 2 maskapai penerbangan melayani ke daerah terpencil. Pertama dari MAF (Mission Aviation Fellowship), dulu digunakan untuk misi sosial. Kedua, maskapai Susi Air. Untuk Susi Air, masih proses lelang untuk subsidi ongkos angkut bagi penerbangan warga perbatasan," kata Triyono.

"Sebenarnya, MAF yang sangat diperlukan karena penerbangan sosial dan tiket lebih murah dari Susi Air. Mereka terpaksa tidak bisa terbang karena terkait izin Security Clearing dari TNI AU. Tentu, kita bisa pahami itu," ungkapnya.

Baru-baru ini, lanjut Triyono, Pemprov Kalimantan Utara, memfasilitasi tokoh dan warga perbatasan di Malinau dan Nunukan, berangkat ke Jakarta menuju markas TNI AU dan melakukan audiensi di hadapan KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara). Namun Triyono belum ingat persis, hasil dari pertemuan tersebut.

"Jadi, warga perbatasan di daerah terpencil yang berbatasan dengan Malaysia itu rujukannya ke RSUD di Malinau atau ke RSUD Tarakan. Mereka meninggal karena sakit ya tidak ada angkutan udara untuk membawa ke rumah sakit rujukan. Selain juga faktor usia warga yang menderita sakit," terang Triyono.

"Dari sisi pemerintah, sekarang sedang dibangun rumah sakit Pratama di Krayan Selatan, sedang dalam proses karena bahan bangunan didatangkan dari Malaysia. TNI juga bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum, juga berupaya membangun akses jalan poros ari Malinau menuju ke Long Bawan di perbatasan Malaysia," demikian Triyono.