6 Cerita open house JK berujung petaka
Merdeka.com - Di hari Lebaran kedua, Wakil Presiden terpilih 2014-2019 Jusuf Kalla ( JK ) memilih mudik ke kampung halamannya, Makassar, Sulawesi Selatan. Kedatangan JK di rumahnya Jalan Haji Bau, Kota Makassar, langsung disambut ribuan warga di ruas jalan.
Warga tumplek blek di tempat itu juga untuk mengikuti open house di rumah JK . Begitu sang pemilik rumah tiba, ribuan warga merangsek masuk ke dalam rumah JK untuk mengantre sedekah yang akan dibagikan. Dalam open house itu, JK membagi-bagikan nasi kotak dan uang senilai Rp 50 ribu bagi tiap warga.
Namun, acara amal tersebut berubah menjadi petaka tatkala berlangsung ricuh. Banyak warga saling berdesakan dan rebutan sedekah. Akibatnya, seorang warga tewas dan beberapa pingsan.
Berikut 6 cerita open house JK yang berujung petaka:
Banyak warga gagal masuk ke rumah JK
Sejumlah warga Kota Makassar, yang mengikuti open house sejak Selasa (29/7) pagi harus rela menunggu antrean panjang agar bisa mendapatkan sedekah. Bahkan, banyak pengantre sulit masuk ke rumah wakil presiden terpilih tersebut.Seorang warga, Juhariani mengaku, telah menunggu sejak pukul 07.00 Wita pagi. Tapi dia baru berhasil masuk pukul 10.30 Wita siang. Celia, warga lainnya juga mengatakan, dia rela menunggu lama karena mengharapkan pembagian uang."Katanya ada pembagian. Makanya saya ke sini dan sudah menunggu sampai tiga jam, tapi belum bisa masuk," kata Celia.Hadi juga mengungkapkan hal serupa. Karena sulit masuk ke rumah JK, dia memilih tidak masuk ke dalam antrean dan menunggu di ruas Jalan Haji Bau. "Setengah mati mau masuk. Anak saya hampir pingsan tadi. Jadi lebih baik menunggu dulu," kata Hadi, di pelataran ruko depan kediaman pribadi JK.
Seorang remaja tewas saat rebutan sedekah
Acara open house di rumah JK Jalan Haji Bau, akhirnya memakan korban tatkala ribuan warga memaksa masuk ke dalam rumah sang waki presiden. Akibatnya pun fatal. Handika (12), seorang remaja warga Kota Makassar kedapatan tewas usai mengantre nasi kotak dan uang Rp 50 ribu.Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Endi Sutendi, mengatakan, remaja itu sempat pingsan di tengah kerumunan warga sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Tapi sesampainya di Rumah Sakit Selamaris Makassar, Handika meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif."Dia meninggal setelah dirawat di rumah sakit," ujar Endi, kepada merdeka.com.
Remaja yang tewas fisiknya kurang sehat
Aparat kepolisian bergerak cepat untuk menyelidiki penyebab kericuhan saat open house JK berlangsung. Hasilnya, situasi antrean warga di rumah JK awalnya berlangsung tertib. Namun, kericuhan mulai terjadi saat pembagian sedekah dimulai pukul 07.00 Wita.Sebelum berdesak-desakan dengan pengantre lainnya, Handika (12), remaja yang tewas itu belakangan juga diketahui kondisi fisiknya kurang fit."Kondisi fisiknya dia (Handika) memang kurang sehat pada waktu mengantre sedekah di rumah JK," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Endi Sutendi, Selasa (29/7).
6 Pengantre juga pingsan
Acara open house di rumah Jusuf Kalla (JK), juga memakan korban lainnya. Selain Handika (12), ada enam pengantre lainnya ditemukan dalam kondisi pingsan usai berdesak-desakan dengan ribuan pengantre lainnya."Selain Handika, ada enam orang lainnya yang pingsan di lokasi open house JK. Warga yang pingsan langsung kita evakuasi untuk dibawa ke Rumah Sakit Selamaris," ungkap Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Endi Sutendi.Pasca-kejadian, polisi semakin memperketat pemantauan lokasi antrean warga di acara open house di rumah JK. "Kita masih pantau kondisi ribuan warga yang mengantre sedekah kediaman Pak JK. Kondisi enam orang yang pingsan itu sebelumnya juga kurang sehat. Sama seperti Handika," kata Endi.
Keluarga JK beri santunan bagi korban
Anggota keluarga Jusuf Kalla (JK) bergegas menyambangi ke Rumah Sakit Selamaris Makassar, usai mendapat kabar tewasnya Handika (12), yang mengantre sedekah di rumah wakil presiden terpilih itu. JK juga dijadwalkan melayat ke rumah korban malam harinya.Dua anggota keluarga JK yang diutus menyambangi korban di rumah sakit ialah Solihin Kalla, putra pertama JK dan Fatimah Kalla, adik bungsu JK. Keduanya datang menemui keluarga korban untuk mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Handika."Pak Solihin dan Fatimah datang ke rumah sakit pukul 14.00 Wita untuk melihat kondisi korban. Kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Handika karena hal ini merupakan sebuah musibah," ujar Juru Bicara JK, Husain Abdullah.Di rumah sakit, Solihin dan Fatimah juga memberikan uang santunan kepada keluarga korban sebesar Rp 20 juta. Untuk enam korban pingsan, mereka memberikan bantuan masing-masing Rp 5 juta.
Jubir JK akui lemahnya keamanan acara open house
Poempida Hidayatullah, selaku juru bicara JK ikut angkat bicara mengenai insiden tewasnya seorang pengantre, dalam open house JK di Kota Makassar. Poempida melihat jatuhnya korban luka dan meninggal dunia tak lepas dari antusiasme warga ingin bersilaturahmi dengan JK.Apalagi, setelah KPU mengumumkan nama JK sebagai wakil presiden terpilih sebagai pendamping Jokowi. Poempida mengakui ada kelemahan dalam open house yang digelar di kediaman JK."Karena protokoler belum ada dan pengawalan masih terbatas, serta belum ada mekanisme pengendalian arus massa, sehingga insiden ini terjadi," kata Poempida.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Warga Purwakarta yang Rumahnya di Samping Makam, Buka Pintu dan Jendela Kamar Langsung Lihat Kuburan
Sang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.
Baca SelengkapnyaCerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci.
Baca Selengkapnya35 Pantun Pembukaan Ceramah Lucu, Bisa Bikin Jemaah Terhibur
Merdeka.com merangkum informasi tentang pantun pembukaan ceramah lucu yang bisa bikin jemaah terhibur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaDulu Tinggal di Rumah Kayu, Pria Ini Bagikan Perubahan Hidupnya Setelah Jadi TKI Jepang
Abdul menghabiskan waktu kurang lebih 7 tahun untuk mengubah hidupnya di kampung.
Baca Selengkapnya15 Rumah Terbakar di Kwitang Jakpus, 1 Orang Meninggal Dunia
Satu orang meninggal atas nama Amsiah usia 70 tahun, delapan orang luka ringan,
Baca SelengkapnyaAsik Berbaring di Rel, Kaki Remaja Putus Dilindas Kereta Api
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi warga lainnya agar waspada beraktivitas di sekitar rel.
Baca Selengkapnya50 Pantun Pembuka Acara, Bantu Meriahkan Suasana Pertemuan
Pantun banyak gunakan untuk berbagai hal. Satu di antaranya adalah saat pembukaan sebuah acara.
Baca SelengkapnyaKenal Sejak SD, Prajurit TNI Asal Papua Ini Akui Punya Pacar Anak Bupati
Prajurti TNI putra Papua bagikan cerita saat menjalin asmara dengan anak Bupati. Seperti apa kisahnya?
Baca Selengkapnya