5 Pembelaan Atut hadapi tudingan korupsi
Merdeka.com - Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah mulai cemas setelah adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, ditetapkan tersangka dalam dugaan suap sengketa Pilkada Lebak. Keluarga besar Atut pun kini sering menggelar rapat besar.
"Awalnya keluarga shock, tapi sekarang sering rapat-rapat keluarga untuk berbagi suka dan duka," kata Fitron di Jakarta, Sabtu (12/10).
Penangkapan Wawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disebut sebagai pintu masuk membongkar praktik dugaan korupsi di wilayah Banten. KPK juga telah memeriksa dan mencekal Atut bepergian ke luar negeri.
Seolah ingin membentengi diri untuk dinastinya, pihak Atut membantah telah melakukan korupsi seperti yang banyak dikatakan orang.
Berikut lima pembelaan Atut hadapi tudingan korupsi:
Harta berlimpah karena warisan bukan korupsi
Fitron menyebut naiknya jumlah kekayaan Atut secara signifikan berasal dari harta warisan. Ayah Atut, TB Chasan Sochib meninggalkan banyak tanah kepada putrinya."Kenaikan harta Atut itu kan orangtuanya meninggal. Lalu ada pembagian waris, ada peningkatan harta terutama di tanah. Ada pembagian warisan orangtuanya," terang Fitron.Pada 2006 diketahui kekayaan Atut mencapai Rp 42 miliar, termasuk di dalamnya harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan mencapai Rp 19,160 miliar.
Bantah pakai santet untuk jegal lawan politik
Pihak Atut membantah tudingan, yang menyebut menggunakan santet untuk tujuan tertentu, termasuk untuk menjegal lawan politiknya ketika pemilihan gubernur."Identik dengan Banten dan keluarga Ibu Atut tidak mengenal hal seperti itu, dan hal-hal seperti itu sudah mulai ditinggalkan masyarakat Banten. Hal-hal yang bersifat mistik, mungkin ada ceritanya, tapi saya belum pernah lihat faktanya soal santet dan sebagainya," kata Fitron.Fitron menilai, orang-orang yang kerap menuding Atut menggunakan santet adalah orang naif. "Marisa juga pernah bilang pernah disantet. Saya rasa ini setahu hak yang sangat naif, tidaklah. Selain kita tidak akan mempedulikan itu karena itu tidak penting," terangnya.
Atut mengaku disudutkan
Atut merasa disudutkan oleh penggunaan istilah dinasti, ketika menggambarkan peta politik keluarganya di Banten. Terkait itu, dia juga mengaku teraniaya oleh opini miring terhadap dirinya dan keluarganya.Menurut Atut, tidak salah jika keluarganya masuk ke pemerintahan. Sebab tidak ada aturan dan undang-undang yang melarang anggota keluarga masuk ke dalam pemerintahan di daerahnya."Bu Atut bilang kenapa dia tidak diberikan celah secara konstitusional secara adil, konstitusi tidak melarang ini. Tolong berikan lubang kecil kepada saya kalau enggak bisa di kasih pintu," kata Atut seperti yang ditirukan Fitron.
Ayah Atut pelihara jawara dan budaya lokal
Ayah Atut, TB Chasan Sochib disebut sejak dulu sudah dekat dengan para jawara Banten. Kedekatan ini berawal saat Sochib menjadi orang kaya, kemudian dia mulai gemar mengundang jawara sekaligus seniman Banten.Selain itu, ayah Atut juga tokoh yang melestarikan budaya Banten. Caranya dengan gemar menyelenggarakan acara jaipong, debus dan lain-lain. Lewat acara ini, jawara dan seniman di Banten dipelihara Chatib."Dia yang melestarikan lokal wisdom, dia pelihara jawara seni, budaya dihimpun. Saat ayahnya tidak berpikir, seni budaya dirawat, ada debus ada jaipong suka perform menghadirkan penari lokal," kata Fitron.
Beban tanggungan bertambah
Usai penangkapan Wawan, Atut lewat juru bicaranya mengaku kerepotan mengurus anak-anak adiknya tersebut. Apalagi saat ini anak-anaknya sedang ujian SD, sementara istri Wawan yang menjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, sedang berada di Inggris."Bu Atut yang handle keluarga TCW. Anak-anak TCW yang sekolah pakai taksi dulu karena mobil disita. Bu Airin kan di Inggris," kata Fitron.
Baca juga: 'Selama tak KKN, politik dinasti boleh saja' Perbandingan dinasti politik Ratu Atut dan SBY Ratu Atut bantah gunakan santet untuk jegal lawan politik Ayah Atut sudah lama pelihara jawara Banten Gaya Atut dengan sepatu boot saat ke KPK
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu
Sudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,
Baca SelengkapnyaOTT KPK di Labuhanbatu Terkait Korupsi Pengadaan Barang & Jasa, Bupati Erik Adtrada Ritonga Ikut Terjaring
Nawawi belum memberikan keterangan lebih lanjut soal sektor pengadaan barang dan jasa yang menyeret bupati Labuhan Batu.
Baca SelengkapnyaLawan Korupsi, Capres Anies Berencana Beri hadiah Layak Bagi Pemburu Koruptor
Rencana itu bakal diwujudkan ketika Anies terpilih sebagai presiden.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
3 Pekan Kampanye, Bawaslu Jabar Temukan 10 Jenis Dugaan Pelanggaran
Sejak tahapan kampanye Pemilu 2024 dimulai pada 28 November 2023, Bawaslu Jawa Barat mencatat 10 jenis dugaan pelanggaran di 22 kota dan kabupaten.
Baca SelengkapnyaPenangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaRugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan
Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.
Baca Selengkapnya90 Pegawai Terancam Dipecat dari KPK usai Terbukti Terlibat Pungli di Rutan
Sebanyak 90 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga terlibat pungli di Rutan KPK bakal dipecat
Baca SelengkapnyaPELATARAN, Solusi bagi Masyarakat untuk Urus Administrasi Pertanahan di Akhir Pekan
PELATARAN utamanya diimplementasikan pada Kantor-kantor Pertanahan yang berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kabupaten Bogor Temukan Penggelembungan Suara Antarpartai dan Antarcaleg
Beberapa kecamatan yang tercatat mengalami pergeseran suara antara lain, Ciseeng, Klapanunggal, Gunungputri, Bojonggede, Jasinga, dan Citeureup.
Baca Selengkapnya