5 Kemarahan SBY diterpa skandal cetak uang di Australia
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) tidak tinggal diam dengan isu miring yang menyebut dirinya terlibat dalam proyek pencetakan 550 juta lembar uang pecahan Rp 100.000 di Australia seperti yang diungkapkan situs WikiLeaks. SBY geram dan langsung menantang agar pemerintah Australia menjawab tuduhan itu segera.
Kemarahan SBY tampak wajar terjadi. Ketua Umum Partai Demokrat ini tak ingin ada fitnah di massa jabatannya yang hanya tinggal tiga bulan lagi. Dia pun membantah terlibat dalam kasus ini, sebab kala peristiwa ini mencuat, dirinya belum menjabat sebagai Presiden RI.
Dia menjelaskan, soal proyek pencetakan uang adalah ranah Bank Indonesia dan tidak ada kaitannya dengan presiden. Menurut dia, tidak ada kaitannya pencetakan uang dengan presiden ataupun pemerintah.
"Keputusan, kebijakan, pengawasan, kewenangan untuk cetak itu ada pada Bank Indonesia. Bukan pada pemerintah atau presiden," kata SBY saat menggelar jumpa pers di Puri Cikeas, Bogor, Kamis (31/7).
Dia menegaskan, percetakan uang tersebut, menjadi kewenangan Bank Indonesia dan merupakan tugas Bank Indonesia, sesuai dengan UU BI dan peraturan yang berlaku. "Ada landasan hukumnya," tegas dia.
SBY bercerita, ketika ada proyek tersebut, dirinya atau Megawati Soekarnoputri , belum menjabat sebagai presiden. "Tapi poin saya, ya memang itu kewenangan BI. Jadi siapapun presidennya saat itu tidak terlibat dalam arti mengambil keputusan, menetapkan kebijakan atau mengeluarkan perintah presiden," imbuhnya.
Dalam pemberitaan 2010, Bank Indonesia menyatakan terpaksa mengorder pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu dari Australia, dengan alasan tidak ada fasilitas di dalam negeri terutama untuk bahan plastik (polimer).
Pencetakan uang pecahan menggunakan bahan polimer hanya berlangsung beberapa tahun. Setelah itu balik lagi pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu menggunakan bahan kertas.
Harian The Age Australia pernah melansir berita terkait, korespondensi perwakilan perusahaan Reserve Bank of Australia (RBA) atau otoritas pencetak uang australia atau bank sentral Australia di Jakarta. Dalam pemberitaannya, ada dugaan suap pada pejabat Bank Indonesia dari pejabat Securency International.
Pejabat BI, dalam pemberitaan tersebut, diduga meminta sejumlah uang suap itu sebagai komitmen kesepakatan dengan pejabat BI untuk memenangkan kontrak pencetakan 500 juta lembar pecahan Rp 100 ribu, sebesar USD 1,3 juta.
Situs WikiLeaks, kembali membocorkan kasus percetakan uang di Australia melibatkan para petinggi beberapa negara. Mereka termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri diduga menerima suap dari Indonesia.
Berikut 4 kemarahan SBY diterpa skandal pencetakan uang di Australia:
SBY minta Australia jangan tutupi kasus pencetakan uang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersengat karena disebut menerima kucuran dana dari Australia, terkait percetakan 550 juta lembar uang pecahan Rp 100.000. Isu itu pertama kali dihembuskan situs WikiLeaks.SBY mengaku mengikuti perkembangan kasus tersebut di Negeri Kanguru. Dia juga sudah mendapat penjelasan dari menteri luar negeri Australia soal proses penegakan hukum yang sedang berlangsung."Saya minta agar Australia membuka dan mengungkap penegakan hukum itu, jangan-jangan ditutup-tutupi," kata SBY di kediamannya Puri Cikeas, Bogor, Kamis (31/7).
SBY minta Australia tunjuk pelaku kasus pencetakan uang
Presiden SBY meminta langsung Australia untuk menunjuk siapa dalang kasus pencetakkan uang di negeri kanguru itu. Bahkan dia menantang, agar Australia bekerja sama dengan KPK untuk ungkap keterlibatan pejabat Indonesia dalam kasus tersebut."Kalau ada elemen di Indonesia dianggap terlibat, tolong juga diungkap, ditunjuk dan diusut siapa. Apa kasus dan pelanggaran hukumnya. Kalau memang ada, kerja sama dengan KPK Indonesia," tegasnya.
Ketua Umum Partai Demokrat ini juga meminta seluruh pihak bicara dan menjelaskan tentang kasus tersebut. Dia tak ingin, ada fitnah baru yang ditujukan kepadanya.
SBY desak Australia bicara soal data WikiLeaks
SBY juga meminta agar pemerintah Australia tidak mengeluarkan kebijakan dan pernyataan yang dapat menimbulkan kecurigaan dan tuduhan terhadap pihak di luar Australia."Contohnya disebut Mega atau saya sendiri. Justru itulah yang saya tidak mau karena menimbulkan kecurigaan di Indonesia dan negara-negara Asia," tuturnya."Oleh karena itu saya minta Australia segera mengeluarkan statement yang terang agar nama baik Ibu Mega dan Saya tidak dicemarkan. Agar tidak ada kecurigaan terhadap pejabat Indonesia lainnya," jelas SBY.Menurut SBY, Indonesia saat ini tengah kampanye pemberantasan korupsi. "Kalau memang WikiLeaks tidak benar. Ya bicaralah Australia, jangan diam. Kalau dia, bisa timbulkan spekulasi baru di Indonesia yang tidak perlu terjadi," tandasnya.
SBY minta Gubernur BI jelaskan kasus pencetakan uang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Bank Indonesia (BI) untuk segera menjelaskan pada publik terkait proyek cetak uang sebesar 550 juta lembar pecahan Rp 100.000 yang dikerjakan di Australia."Saya pesan kepada Deputi Gubernur Senior, Agus Martowardojo, bisa berikan penjelasan yang lebih rinci, lengkap dan teknis," ujarnya di Cikeas, Jawa Barat, menanggapi pemberitaan dan bocoran dari situs wikileaks atas dugaan suap percetakan uang, Kamis (31/7).Dia menegaskan, Indonesia saat ini tengah berkampanye pemberantasan korupsi. Selain itu, Indonesia mendesak pemerintah Australia untuk bicara ke publik terkait persoalan ini. "Mari kita kerjasama. Yang penting terang, ungkapkan siapa.Kalau memang wikileaks tidak benar, ya bicaralah Australia. Jangan diam," katanya.
SBY: Jangan ada fitnah baru ke saya dan Megawati
Tidak mau namanya tercoreng diujung massa jabatannya, Presiden SBY meminta seluruh pihak terkait menjelaskan tentang kasus pencetakan uang di Australia itu. Dia tak ingin ada fitnah yang ditujukan kepada dirinya, terlebih hal ini juga berkaitan dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.Pemberitaan ini, kata SBY, bisa menimbulkan spekulasi baru di Indonesia yang tidak perlu terjadi dan mengenai orang-orang tidak berdosa. "Itulah pesan dan harapan saya selaku presiden, kepada kita termasuk Australia. Jangan ada fitnah-fitnah baru ke saya dan Megawati," kata SBY.Situs WikiLeaks, kembali membocorkan kasus percetakan uang di Australia melibatkan para petinggi beberapa negara. Mereka termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri diduga menerima suap dari Indonesia.Dalam pemberitaan 2010, Bank Indonesia menyatakan terpaksa mengorder pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu dari Australia, dengan alasan tidak ada fasilitas di dalam negeri terutama untuk bahan plastik (polimer).Pencetakan uang pecahan menggunakan bahan polimer hanya berlangsung beberapa tahun. Setelah itu balik lagi pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu menggunakan bahan kertas.Harian The Age Australia pernah melansir berita terkait, korespondensi perwakilan perusahaan Reserve Bank of Australia (RBA) atau otoritas pencetak uang australia atau bank sentral Australia di Jakarta. Dalam pemberitaannya, ada dugaan suap pada pejabat Bank Indonesia dari pejabat Securency International.Pejabat BI, dalam pemberitaan tersebut, diduga meminta sejumlah uang suap itu sebagai komitmen kesepakatan dengan pejabat BI untuk memenangkan kontrak pencetakan 500 juta lembar pecahan Rp 100 ribu, sebesar USD 1,3 juta.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
CEK FAKTA: Hoaks Jokowi Bagi-Bagi Uang Rp50 Juta dalam Rangka Pensiun
Beredar informasi Jokowi akan memberikan bantuan sosial tunai senilai Rp50 juta dalam rangka pensiun sebagai Presiden
Baca SelengkapnyaSerahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Reaksi Santai Ganjar Jika Jokowi Turun Gunung Kampanye
Jokowi sebelumnya mengatakan seorang presiden dan wakil presiden diperbolehkan berkampanye sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaInilah Presiden Indonesia Usia Tertua saat Dilantik, Umurnya di Atas 60 Tahun
Dari 7 Presiden yang memimpin Indonesia, BJ Habibie lah kepala negara RI tertua ketika dilantik yakni 61 tahun.
Baca SelengkapnyaBertemu PM Anthony Albanese, Jokowi Kembali Undang Sektor Swasta Australia Bangun IKN
Jokowi pun menekankan, pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan BNI di Sydney.
Baca SelengkapnyaSituasi Terkini Kabinet Jokowi Diungkap Kepala Bappenas, Singgung Sri Mulyani
Suharso menegaskan tugas yang telah diberikan kepadanya sebagai menteri akan dikerjakan semaksimal mungkin.
Baca SelengkapnyaSejarah Pemilu 2004: Pelaksanaan, Peserta, dan Hasil Pemilihan
Pemilu 2004 menjadi pemilihan bersejarah karena untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka.
Baca Selengkapnya