Merdeka.com - Munas Partai Golkar yang akan dihelat selama empat hari di Nusa Dua, Bali, mulai 30 November nanti tidak hanya melibatkan pengamanan dari TNI Polri. Namun desa adat setempat juga akan dilibatkan untuk menjaga keamanan Munas partai berlambang pohon beringin itu.

Sedikitnya ada lima desa adat akan menerjunkan pecalang. Lima desa yang disertakan dalam Munas yang mengambil sentral di Kawasan BTDC Nusa Dua, itu meliputi Desa Adat Bualu, Desa Adat Benoa Nusa Dua, Desa Adat Tanjung Benoa dan Desa Adat Sawangan serta Jimbaran.

"Ada pecalang dari lima desa kita libatkan dalam kegiatan akbar munas Golkar nanti di Nusa Dua," kata Sekretaris DPD GOlkar Bali, Komang Purnama, Rabu (26/11) di Nusa Dua.

Saat meninjau hotel-hotel tempat peserta munas menginap, Purnama meyakinkan ada pengamanan terbuka dan tertutup dalam munas itu. Persoalan teknisnya tentu Polda Bali lebih tahu. Ia hanya memastikan untuk kegiatan ini nanti akan lebih menonjolkan khasanah budaya Bali dalam pengamanan.

"Pecalang adalah ciri khas pengamanan Bali. Jadi tidak harus mengamankan upacara adat, namun dalam fungsinya di palemahan juga dapat dibutuhkan demi ajeg Bali," tuturnya.

Mengenai berapa jumlah pecalang dilibatkan, Purnama tidak dapat merinci secara pasti. Namun demikian, dia melanjutkan, jumlahnya sekitar 300 pecalang dari empat desa adat di Nusa Dua dan satu desa adat lagi dari Jimbaran. "Total keseluruhan ada lima desa adat," tuturnya.

Hal ini juga dipertegas langsung oleh Ketua DPD Golkar Bali Ketut Sudikerta yang menyatakan Bali siap menyambut Munas di Nusa Dua. Termasuk sarana akomodasi dan antar jemput transportasi.

"Untuk kamar hotel, yah yang standar lah. Semuanya sudah beres tinggal menunggu kedatangan saja," terang Sudikerta pada kesempatan lain.