Merdeka.com - Masih hangat terlintas dibenak masyarakat Solo dan sekitarnya, peristiwa tragis terbakarnya Pasar Klewer, 27 Desember 2015 lalu. Ribuan pedagang kehilangan mata pencaharian untuk hidup sehari-hari. Pasar batik terbesar di tanah air tersebut kini tinggal puing-puing.

Lima bulan sudah sebagian besar pedagang tak menjalankan aktivitas jual beli. Entah dari mana mereka bisa mempertahankan hidup dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Meski demikian sebagian lainnya tetap beraktivitas seperti biasa, dengan memanfaatkan sewa kios di sejumlah tempat. Seperti di PGS (Pusat Grosir Solo), di Pagelaran Keraton Surakarta, halaman masjid Agung serta sejumlah tempat lainnya.

Pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Solo, Kusbani, mengatakan 70 persen dari jumlah total sekitar 1.500 pedagang korban Pasar Klewer terbakar belum beraktivitas. Lantaran hingga kini mereka tak mendapatkan tempat berjualan sementara. Mereka memilih berdiam di rumah sambil menunggu pasar darurat selesai dibangun.

"Yang beraktivitas saat ini hanya 20 persen di PGS, BTC dan pasar lain. 70 persen lainnya tidak beraktifitas," ujar Kusbani kepada merdeka.com, Jumat (22/5).

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menambahkan, kondisi Pasar Klewer saat ini sedang dalam proses pembongkaran bangunan. Diharapkan pada awal Juli akan sudah dimulai pengerjaan bangunan baru Pasar Klewer.

"Ini baru proses pembongkaran, awal Juli kita mulai pembangunannya. DED (Detail Engineering Design) sudah jadi, tinggal nunggu proses lelang," katanya.

Rudy menambahkan, pasar sementara atau pasar darurat saat ini sudah dalam tahap akhir pembangunan. Pihak investor menjanjikan, sebelum puasa para pedagang bisa menempati pasar yang dibangun di lahan Alun-alun utara tersebut.

"Tanggal 15 Juni para pedagang mulai menata dagangan. 16 Juni pasar darurat akan diresmikan oleh wali kota," imbuh Kusbani.

Meski sudah ada sejak zaman penjajahan, Pasar Klewer baru dibangun dengan dengan desain modern dan bertingkat pada 9 Juni 1970. Bangunan yang letaknya bersebelahan dengan Keraton Surakarta ini diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Pasar Klewer merupakan pusat perbelanjaan kain batik yang menjadi rujukan para pedagang dari Yogyakarta, Surabaya, Semarang dan kota-kota lain di Pulau Jawa dan pulau lainnya. Pasar yang terdiri dari lantai dua ini bisa menampung sekitar 1.500 pedagang dengan jumlah kios sekitar 2.064 unit. Pasar Klewer tidak hanya sebagai pusat perekonomian, tetapi juga tujuan wisata dan simbol Kota Solo.