Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Warning Panglima TNI sebut 22 Juli masa kritis

4 Warning Panglima TNI sebut 22 Juli masa kritis Panglima TNI Jenderal Moeldoko inspeksi seluruh kesatuan. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf Kalla , kini tengah harap-harap cemas. Kedua pasangan itu sedang menunggu hasil penghitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum yang akan diumumkan 22 Juli nanti.

Di penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, perolehan suara dua pasangan ini sangat tipis. Bahkan beberapa lembaga survei juga mengeluarkan hasil hitung cepat yang berbeda. Ada yang menangkan Jokowi - JK, ada pula yang menangkan Prabowo - Hatta.

Panggung pertarungan menuju RI 1 semakin menarik saat keduanya langsung menggelar jumpa pers dan menyatakan sebagai pemenang. Kedua kubu pun saling mengklaim juara sementara.

Melihat ambisi dua pasangan dan besarnya massa pendukung mereka membuat sebagian pihak was-was termasuk Panglima TNI Jenderal Moeldoko . Dia lantas mengeluarkan warning untuk prajurit TNI.

"Mungkin saat ini rakyat Indonesia ada was-was, ada kegamangan. TNI harus memberikan jaminan sepenuhnya keamanan bagi masyarakat," kata kata Moeldoko , di Markas Kopassus Cijantung.

Berikut warning Jenderal Moeldoko selama masa Pilpres:

Ada potensi kisruh di 22 Juli

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengendus potensi kisruh jelang pengumuman Pilpres 2014. Dia berpesan, prajurit TNI tak boleh tinggal diam dan harus merespon indikasi gangguan keselamatan masyarakat ini."Kita akan menghadapi situasi kritis tanggal 22 juli nanti. Nanti kita akan berikan bantuan 500 juta agar kalian gunakan dengan baik," kata Moeldoko di Markas Paskhas Halim.Menurutnya prajurit TNI harus bisa memahami rute pengamanan pilpres. Mereka pun harus paham cara bertindak yang efektif meredam suatu kejadian."Kalian harus memahami betul rute-rute dan objek-objek yang akan muncul situasi tidak diinginkan. Pahami juga cara bertindak dan menuju lokasi yang baik," terang dia.Di samping itu, dia juga menginstruksikan prajurit TNI harus memantau perkembangan politik saat ini. Prajurit TNI harus siap segala sesuatu untuk menghadapi kondisi apapun."Yang harus kalian lakukan melihat perkembangan situasi yang baik. Yakin akan kesiapan morilnya, teknikalnya, logistiknya, dan lain-lain," pungkas dia.

Minta prajurit terus waspada dan siaga

Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Markas Marinir di Cilandak, Jenderal Moeldoko mengatakan prajurit marinir harus mencermati perkembangan politik nasional sekarang. Tak boleh ada prajurit TNI yang bersantai-santai saat ini."Situasi saat ini perlu dicermati dengan sebaik-baiknya. Bagi prajurit harus waspada dan tidak menganggap situasi landai-landai saja," kata Moeldoko di Markas Marinir Cilandak Jakarta.Menurutnya, pasukan TNI harus tingkatkan kewaspadaan. TNI harus berhasil dalam setiap tugasnya."Kesiap-siagaan kalian harus ditingkatkan. Apabila kalian dikerahkan untuk mengamankan situasi harus selesai, itulah TNI," terang dia.

Saat suasana tak kondusif hanya boleh pakai peluru karet

Jenderal Moeldoko menginstruksikan pasukannya agar menyiapkan persenjataan yang cukup jelang pengumuman hasil pilpres 22 Juli mendatang di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tapi tak diperkenankan menggunakan peluru tajam."Saya minta seluruh prajurit mengikuti perkembangan saat ini. Apabila terjadi situasi yang krusial, tidak ada prajurit yang membawa amunisi tajam, sekali lagi tidak ada prajurit yang membawa amunisi tajam," kata dia.Moeldoko menjamin anggotanya akan melakukan pengamanan dengan menggunakan peluru karet. Jika ada peluru tajam beredar saat pengaman berlangsung, itu bukan dari pihak TNI."Amunisi akan diganti isi karet dan amunisi hampa. Kalau ada amunisi tajam yang beredar itu bukan dari TNI," terang dia.

Kerahkan 35 ribu prajurit

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan telah menyiapkan ribuan pasukan untuk mengamankan hasil rekapitulasi Pilpres. Pasukan TNI telah berkoordinasi dengan Polri."TNI siapkan 35 ribu pasukan yang standby. Rinciannya 10 ribu pasukan yang siap digerakkan secara cepat dan yang 23 ribu sekian pasukan melekat dengan Polri," kata Moeldoko.Menurutnya fokus pengamanan dilakukan di tempat penyelenggara pemilu. Instruksi ini khususnya untuk mengantisipasi tanggal 22 Juli.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tangisan Ibu Eks Casis yang Dibunuh Prajurit TNI AL Pecah di Pelukan Komandan TNI AL, Air Mata Sang Kolonel Ikut Menetes
Tangisan Ibu Eks Casis yang Dibunuh Prajurit TNI AL Pecah di Pelukan Komandan TNI AL, Air Mata Sang Kolonel Ikut Menetes

Momen sedih saat komandan TNI AL datangi rumah eks casis yang tewas dibunuh.

Baca Selengkapnya
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Ledakan Gudang Amunisi Kodam Jaya
Panglima TNI Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Ledakan Gudang Amunisi Kodam Jaya

Namun demikian, Panglima TNI belum dapat merinci berapa banyak rumah warga yang terdampak insiden tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengalaman Eks Panglima TNI Hadapi Situasi Genting saat Tugas di Istana Dampingi Jokowi
Pengalaman Eks Panglima TNI Hadapi Situasi Genting saat Tugas di Istana Dampingi Jokowi

Bukan hal yang mudah, situasi genting kerap dihadapi oleh mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Baca Selengkapnya
Anggota TNI Bersenjata Disiram Air saat Melintas, Ternyata Punya Makna Mendalam
Anggota TNI Bersenjata Disiram Air saat Melintas, Ternyata Punya Makna Mendalam

Berikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.

Baca Selengkapnya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya

Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara
Panglima TNI Blak-blakan Ganti Nama KKB Papua Jadi OPM: Tidak Ada Negara dalam Satu Negara

Menurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI dan Kasad Terima Brevet Kehormatan Hiu Kencana
Panglima TNI dan Kasad Terima Brevet Kehormatan Hiu Kencana

Agus Subiyanto mengungkap rasa bangga-nya menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Beberkan Sederet Strategi Pertahanan 3 Matra buat IKN
Panglima TNI Beberkan Sederet Strategi Pertahanan 3 Matra buat IKN

Hal itu telah dibahas dalam Rapim TNI-Polri yang dihadiri Panglima TNI dan Kapolri Sigit.

Baca Selengkapnya