4 Tingkah eksekutor Lapas Cebongan Sleman
Merdeka.com - Satu per satu fakta penembakan empat tahanan titipan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, mulai terungkap. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (23/3) dini hari itu mulai terangkai. Walau siapa para pelaku masih misterius.
Tim gabungan Mabes Polri dan Polda DIY hingga kini masih melakukan pengumpulan fakta dan keterangan dari 45 saksi yang sebagian besar adalah 31 tahanan tempat penembakan berlangsung.
Selasa (26/3) kemarin, anggota Komnas HAM mendatangi Lapas Cebongan. Beberapa kesaksian mengejutkan didapatkan terkait peristiwa penembakan itu. Beberapa tingkah laku para penyerang pun cukup aneh selama proses penyerangan. Apa saja?
Berikut beberapa tingkah para eksekutor dan penyerbu Lapas Cebongan yang menewaskan Hendrik Angel Sahetapi alias Deki (31), Yohanes Juan Mambait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33):
Absen tahanan sebelum menembak
Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti, mengungkapkan ketika para pelaku masuk ke sel sebesar 6 x 6 meter, mereka mengabsen, mengancam dan langsung memberondong target. Para pelaku mencari Deki, salah satu target yang dikenal sebagai pemimpin kelompok tersangka."Mereka mengabsen: mana Deki? Kalau enggak ada Deki saya tembak semua!" ujar Anny menirukan ucapan pelaku, saat ditemui di sela-sela acara Humas Polri di Jakarta, Rabu (27/3).Anny menjelaskan pelaku mengabsen lantaran awalnya Deki dan target-target yang dimaksud tidak mengaku. Para pelaku pun tak mengetahui target yang dimaksud."Iya (semula mereka tidak tahu). Kemudian Deki dan kawan-kawan ditembak. Deki tewas dengan 12 tembakan," lanjut Ani.
Gunakan bahasa sandi
Selama beraksi, belasan pelaku yang menyerbu menggunakan simbol dan bahasa khusus."Ya ada, tapi itu bagian dari penyelidikan. Artinya apakah dialek, perawakan, ciri-ciri, alat-alat apa yang dipakai pasti digali di situ itu namanya proses olah TKP. Proses Pemeriksaan bisa terbangun seperti apa profil pelaku," terang Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di hotel Maharadja, Jakarta, Rabu (27/3).Namun Boy masih enggan menjelaskan lebih lanjut soal bahasa dan simbol apa yang digunakan. Dengan alasan penyelidikan, polisi masih menjaga kerahasiannya."Jelas kita sudah punya info itu dari keterangan saksi cuma kita belum bisa sampaikan kepada publik karena akan digunakan lagi untuk penyelidikan. Itu masih disimpan dulu, istilahnya ini kan rahasia dapur jadi belum bisa diinfokan ke publik," lanjut Boy.
Ada yang berperan sebagai time keeper
Fakta ini diungkap oleh KontraS yang melakukan investigasi dengan mengumpulkan keterangan beberapa saksi. Salah seorang dari belasan pelaku bahkan ada yang berperan sebagai time keeper alias penjaga waktu. "Ada satu saksi yang melihat pelaku terus-terusan melihat jam di tangannya," kata koordinator KontraS Haris Azhar dalam jumpa pers di kantor KontraS, Minggu (24/3).
Tahanan diminta bertepuk tangan
Setelah mengeksekusi keempat targetnya, para penyerbu bahkan menyuruh tahanan yang lain untuk bertepuk tangan."Iya (tahanan bertepuk tangan). Tidak tahu tujuannya apa," ujar Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti, saat ditemui di sela-sela acara Humas Polri di Jakarta, Rabu (27/3).Dikatakan Anny, para pelaku awalnya juga tidak tahu empat orang tahanan yang menjadi target mereka. Karena itu, sebelum menembaki satu per satu sasarannya, mereka mengabsen lebih dulu para penghuni sel.
Baca juga:Sibuk KLB, Demokrat enggan komentari penembakan Lapas CebonganDiragukan, penyelidikan Polri soal penembakan di Lapas CebonganDiduga ada masalah narkoba di balik penembakan di Lapas CebonganJika SBY tak bentuk timsus, kasus Cebongan akan dibawa ke PBB5 Alasan polisi sulit ungkap penyerbuan Lapas CebonganMahfud MD sebut ada kekuatan besar dalam kasus Lapas CebonganAda sandi khusus yang digunakan penyerang Lapas Cebongan'Mana Deki? Kalau enggak ada Deki, saya tembak semua!'Wiranto: Satu hari saya ungkap penyerang Lapas Sleman
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
13 TPS di Sleman Gelar Pemungutan Suara Ulang dan Lanjutan, Ternyata Ini Penyebabnya
13 tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Sleman menjalani pemungutan suara ulang (PSU) dan pemungutan suara lanjutan
Baca SelengkapnyaSerahkan 205 Sertipikat Tanah di Sleman, Menteri ATR: Harga Tanah Naik 3 Kali Lipat
Efek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya
Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaSegini Santunan dari Pemerintah untuk Korban Meninggal Kecelakaan KA di Cicalengka
Besaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca Selengkapnya5 Fakta Ledakan Pabrik Semen Padang Indarung V di Sumbar, 4 Pekerja Alami Luka Bakar
Baru-baru ini dikabarkan sebuah pabrik semen di Sumatera Barat mengalami ledakan.
Baca SelengkapnyaCegah Kemacetan di Jalan Lintas Timur Sumsel, Tol Kapal Betung Difungsionalkan saat Mudik Lebaran
Cegah Kemacetan di Jalan Lintas Timur Sumsel, Tol Kapang Betung Difungsionalkan saat Mudik Lebaran
Baca SelengkapnyaLezatnya Ketupat Colet, Hidangan Khas Melayu yang Wajib Disajikan Saat Lebaran di Kalimantan
Lebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaTerjadi Masalah Perncernaan saat Lebaran, Ketahui Cara Cepat Mengatasinya
Datangnya hari Lebaran kerap menimbulkan kondisi tertentu seperti munculnya masalah pencernaan.
Baca Selengkapnya