2 kali gagal dalam pernikahan, kuli bangunan cabuli anak tiri

Merdeka.com - Dua kali menikah, Teman alias Temen (45), warga Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, selalu ketiban sial. Istri pertamanya kabur dengan pria lain, sedang istri keduanya ditahan polisi karena tepergok nyopet.Saat istri keduanya mendekam di balik jeruji besi Polsek Wonokromo, Temen nekat mencabuli anak tirinya, AM (16), siswi kelas XI di salah satu SMK di Surabaya. Perbuatan tidak senonoh Temen terhadap AM, dilakukan sejak Januari hingga Maret 2015.Untuk melancarkan aksinya, Temen mengancam tidak akan memberi uang jajan dan membiayai sekolah AM, yang ditinggal ibunya menjalani masa hukumannya karena nyopet tahun 2014 lalu.Di hadapan penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya, tersangka yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan ini, mengaku kalau istri pertamanya, Andina Maria kabur dengan bos toko keramik di Surabaya, Budi Hartono Tamadjaja, yang beberapa waktu lalu ditemukan tewas terbunuh di daerah Pacet, Mojokerto."Status saya dengan istri pertama saya pisah ranjang, dia (Andina) kabur dengan bos keramik," akunya kepada penyidik di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (7/5).Kemudian, Temen menikah dengan ibu AM. AM sendiri adalah anak kandung dari Toni, yang sudah bercerai dengan ibu AM. Kemudian, sejak ibunya menikah lagi dengan Temen, akta lahir AM diganti menjadi anak kedua dari Temen.Sayang, perkawinan kedua Temen ini, tetap berbuah 'pahit.' Kalau istri pertamanya kabur dengan pria lain, istri keduanya (ibu AM), justru seorang kriminal. Ibu AM seorang pencuri dan terpaksa dijebloskan ke tahanan.Karena merana dalam bercinta, Temen yang terpaksa harus merawat anak tiri seorang diri tanpa istri, karena sang istri harus menjalani masa hukumannya, berbuat nekat dengan mencabuli anak tirinya itu."Kemudian tersangka ini mencabuli anak tirinya. Sejak bulan Januari lalu hingga Maret, dia beberapa kali mencabuli korban," terang Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete.Aksi terakhir Temen, terjadi pada 29 Maret. Saat itu, korban baru pulang dari sekolah. Sementara Temen tengah tidur di kamar korban.Melihat korban pulang, Temen berkata pada anak tirinya itu: "Kamu itu ke mana saja, jangan main terus, kalau main jangan lama-lama, teman ayah," kata Temen pada anak tirinya waktu itu, yang kemudian dijawab: "iya-iya yah," jawab AM sambil melepas head set yang menempel di telinganya.Kemudian tangan temen memijat-mijat pundak korban, hingga meraba-raba area terlarang sang anak dalam posisi tidur di atas ranjang. Selanjutnya, Temen menindih tubuh korban."Tersangka ini juga mengancam tidak akan membiayai sekolah korban jika menolak ajakannya. Terbongkarnya kasus ini, ketika kerabat korban (saudara dari ibu korban) mengetahui kejadian itu dan melapor ke pihak kepolisian," papar Takdir.Dan atas laporan itu, Temen-pun dibekuk anggota PPA Polrestabes Surabaya di rumahnya. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa kaos warna kuning, celana dalam garis merah putih biru, dan sarung kotak-kotak kombinasi warna coklat putih abu-abu.Selanjutnya, tersangka dijerat Pasal 81 dan atau Pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak. "Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara," tegas Takdir.