'Ormas seharusnya tidak berafiliasi ke partai politik'
Merdeka.com - Pengamat Budaya Politik M Sobari menegaskan Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Ormas Kepemudaan Permanen (OKP) harus independen sebagai bentuk penyeimbang atas partai politik. Menurutnya, sebaiknya ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah seharusnya tidak berafiliasi ke partai politik.
"Ormas harus independen dan kritis. Jika ada organisasi sayap partai tergantung partainya, sebaiknya ormas tidak menjadi pendukung partai terlebih partai yang parah," kata Sobari dalam diskusi KJPP di Gedung Bawaslu, Thamrin, Jakarta, Jumat (12/4).
Menurutnya ormas seperti NU dan Muhammadiyah menjadi organisasi yang independen sehingga tidak menjadi 'kepanjangan tangan' parpol tertentu. Pada dasarnya ormas merupakan penyeimbang dari parpol yang penuh dengan kepentingan.
"Sebaiknya ormas seperti NU dan Muhammadiyah, tidak berafiliasi ke parpol," ujar Sobari.
Diskusi yang bertemakan 'Menakar Kekuatan Ormas/OKP Bagi Parpol, Jelang Pemilu 2014' juga dihadiri oleh Tinno Rahdian, Aktivis Satria (Organisasi Sayap Gerindra, red). Sobari menyoroti kondisi sekarang ini nilai-nilai idealis di Indonesia hampir mati.
"Di Indonesia idealisme parah dan hampir mati, idealisme itu barang yang rentan di negara ini,"
Pemuda sebagai kaum intelektual menjadi harapan penyeimbang demokrasi namun idealis sekarang ini sebatas wacana tanpa implementasi.
"Pemuda menjadi garda terdepan dalam mengawal proses demokrasi yang memiliki idealis sebagai kaum intelektual," ujarnya.
Sobari menambahkan perjuangan dalam penegakan demokrasi dibutuhkan peran pemuda yang berjuang dengan idealisme. Karena peran pemuda yang melakukan proses pengawalan dan mengamati demokrasi di negeri ini.
"Didukung oleh pemuda yang mau berjuang dengan idealisme, proses mengamati proses mengawal adalah tugas pemuda," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca SelengkapnyaLima Anggota Ormas Pengeroyok Polisi di Bandung Ditangkap, Satu Pelaku Ditembak di Kaki
Pengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaAnies Sulit Terobos 'Kandang Banteng'?
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, ada dua hal yang membuat AMIN tidak melakukan kampanye di Jawa Tengah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media
Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaGencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolres Rohil Deklarasi Tertib Berlalu Lintas Demi Pemilu Damai 2024
Deklarasi diikuti oleh perwakilan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaIstana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh
Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.
Baca Selengkapnya